Bisnis.com, JAKARTA - Manajemen PT Bank Bumi Arta Tbk. (BNBA) mengakui rencana aksi korporasi berupa divestasi saham yang akan dilakukan oleh perseroan.
Berdasarkan keterangan dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Kamis (19/8/2021), manajemen Bank Bumi Arta mengakui bahwa perseroan tengah melakukan finalisasi rencana divestasi BNBA tersebut.
Sayangnya, BNBA belum mengungkapkan secara terperinci siapa investor baru yang akan mendapatkan pengalihan saham dari pemegang saham yang lama.
"Dalam beberapa saat lagi akan diumumkan secara resmi. Hari ini masih belum dapat diinformasikan, karena masih dalam proses dana belum final," demikian disampaikan manajemen BNBA.
Lebih lanjut dikatakan bahwa manajemen BNBA akan menempuh atau memilih keputusan yang betul-betul untuk kepentingan bersama yaitu para pemegang saham, masyarakat serta seluruh pemangku kepentingan dari Bank Bumi Arta.
"Diharapkan setelah proses final konsolidasi tersebut, Bank Bumi Arta akan bisa lebih maju lagi dan dapat terus berkiprah di dunia perbankan Indonesia."
Baca Juga
Selain itu, BNBA juga sedang dalam proses finalisasi untuk memenuhi ketentuan konsolidasi bank atau penambahan modal inti dari OJK. Langkah ini juga dipersiapkan secara paralel sehingga sebelum akhir tahun diharapkan BNBA sudah dapat memenuhi ketentuan OJk tersebut.
BNBA juga sempat melaporkan kepada bursa terkait rencana audit laporan keuangan kuartal II 2021. Audit ini, kata manajemen BNBA, dilakukan agak kondisi keuangan perseroan menjadi lebih jelas saat proses konsolidasai bank dilaksanakan.
Sebelumnya, pada awal tahun ini santer kabar bahwa Bank Bumi Arta masuk dalam daftar sejumlah bank kecil yang berpotensi diakuisisi oleh grup keuangan internasional. Salah satunya yang dikabarkan tertarik bermitra dengan Bank Bumi Arta yakni Sea Group, perusahaan induk Shopee.
Presiden Direktur Bank Bumi Arta Wikan Aryono secara terpisah pernah menyampaikan bahwa kemitraan digital menjadi salah satu rencana utama perseroan dalam melakukan transformasi perbankan digital.
Menurut Wikan, perseroan terus mencari kemungkinan aliansi strategis dengan pelaku industri digital untuk mengeksplorasi peluang sinergi. Rencana utama kemitraan digital yang dimaksud yakni kolaborasi dengan semua platform digital, baik ecommerce, online payment, travel, hingga fintech.
"Kami membuka semua opsi tersebut untuk kami pertimbangkan yang terbaik untuk kinerja Bumi Arta ke depan dan kebaikan semua stakeholder Bank Bumi Arta," katanya pada Februari lalu.
Terkait kabar rencana Sea Group tertarik mengakuisisi Bank Bumi Arta, Wikan menyampaikan bahwa seperti jawaban tertulis yang diberikan kepada Bursa bahwa perseroan baru mengetahui kabar tersebut dari pemberitaan media massa.
"Jadi perihal penjelasan di atas, kami telah sampaikan bahwa sebetulnya perseroan baru mengetahui berita dimaksud dari media dan surat kabar. Selanjtnya kami memberikan informasi melalui BEI bahwa belum ada informasi dan kejadian material lainnya yang memengaruhi kelangsungan hidup perusahaan dan harga saham," imbuhnya.