Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA) bakal merilis 20 miliar saham baru melalui penawaran umum terbatas (PUT) IV untuk penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).
Perseroan akan meminta restu para pemegang saham untuk melaksanakan aksi korporasi tersebut pada RUPSLB yang diselenggarakan besok, Rabu (25/8/2021). Berdasarkan prospektus yang disampaikan kepada BEI, BACA akan menerbitkan saham baru dengan nominal Rp100 per saham.
Harga pelaksanaan dari PUT IV tersebut belum diumumkan karena masih menunggu perolehan persetujuan. Pada perdagangan Senin (23/8/2021), saham BACA ditutup pada level 525 per saham dengan penguatan 8,92 persen.
Bank Capital pun juga belum menyebutkan apakah sudah ada pembeli siaga (standby buyer) atau belum dalam rights issue ini. Yang jelas, aksi korporasi ini akan mengakibatkan dilusi sebesar 73,86 persen. Rights issue ini akan dilakukan dalam periode tidak lebih dari 12 bulan setelah persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB diterima.
Perseroan berencana menggunakan dana yang diterima dari rights issue tersebut untuk memperkuat struktur permodalan. "Rencana penambahan modal dengan memberikan HMETD kepada pemegang saham perseroan ini diharapkan dapat memperkuat struktur permodalan, sehingga dapat menambah kemampuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usaha dan daya saing dalam bidang usaha jasa perbankan," demikian pernyataan manajemen Bank Capital dalam prospektus yang dikutip Bisnis.
Adapun, rencana penambahan modal memang sudah disampaikan BACA pada awal tahun ini, seiring dengan tujuan perusahaan menjadi bank digital. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mewajibkan pemenuhan modal inti minimum perbankan senilai Rp2 triliun pada 2021 dan Rp3 triliun pada 2022.
Per Juni 2021, modal inti Bank Capital masih Rp1,52 triliun. BACA pernah menyatakan rights issue yang dilakukan selambatnya pada kuartal IV/2021, bakal mengerek modal inti menjadi setidaknya Rp3 triliun.
Dalam paparan publik yang digelar pada Selasa (9/3/2021), Direktur Utama BACA Wahyu Dwi Aji memaparkan dana segar yang diharapkan diraih dari rights issue mencapai Rp2 triliun. Pemegang saham perseroan pun membuka peluang masuknya investor baru ke dalam Bank Capital melalui aksi korporasi yang dilakukan tahun ini.
Perusahaan juga mengincar Rp700 miliar dari penerbitan obligasi subordinasi. Strategi tersebut diklaim mampu membuat capital adequacy ratio (CAR) BACA berada di kisaran 30 persen. Per 31 Desember 2020, CAR perseroan tercatat sebesar 18,11 persen.
Saat ini pemegang saham BACA terdiri dari PT Inigo Global Capital dengan kepemilikan 14,71 persen, PT Delta Indo Swakarsa sebesar 13,96 persen, serta Asuransi Simas Jiwa-Simas Equity Fund 2 sebesar 10,94 persen. Sisanya, sebesar 60,39 persen dimiliki oleh masyarakat.
Artinya, untuk merealisasikan aksi korporasi ini BACA membutuhkan investor siaga mengingat target dana yang diincar tergolong jumbo. Apakah sinyal bagi para unikorn?
Diketahui sempat beredar rumor bahwa Sea Group, induk usaha e-commerce Shopee, tertarik untuk mengakuisisi Bank Capital yang akan ditransformasikan menjadi bank digital. Selain Sea Group, Grab juga dikabarkan mengincar layanan digital emiten dengan kode saham BACA itu, yakni Capital Net yang digunakan pelanggan sejak 2019.
Namun, saat public expose Maret 2021, Wahyu mengatakan perseroan belum dapat mengungkapkan informasi terkait kabar rencana akuisisi salah satu unicorn. "Berkenaan dengan itu saya pikir bersifat rahasia, mungkin kita tunggu tanggal mainnya saja," katanya.