Bisnis.com, JAKARTA - PT KDB Tifa Finance Tbk. (TIFA) memperkirakan dapat dana senilai Rp642,85 miliar dari penawaran umum terbatas (PUT) I dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).
Melalui prospektus yang diinformasikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (30/8/2021), manajemen TIFA menyebutkan perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,47 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham. Harga pelaksanaan ditentukan senilai Rp260 per saham.
Dengan demikian, diproyeksikan dari aksi ini perseroan memperoleh sebanyak-banyaknya Rp642,85 miliar. The Korea Development Bank selaku pemegang saham utama telah menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan seluruh HMETD yang dimiliki untuk membeli saham baru yang diterbitkan dalam rangka PUT I.
"Dalam PUT I ini tidak terdapat pembeli siaga. Dengan demikian, apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa HMETD yang tidak dilaksanakan, maka terhadap seluruh HMETD yang tersisa tersebut tidak akan dikeluarkan saham dari portepel," demikian informasi dalam prosepektus yang dikutip Bisnis.
Adapun, aksi rights issue ini telah mendapatkan persetujuan RUPSLB pada 4 Juni 2021 dan efektif pada 26 Agustus 2021. Periode perdagangan HMETD yaitu 9-10 September 2021 dan 13-15 September 2021.
TIFA berencana menggunakan dana yang didapat dari PUT I senilai Rp106,04 miliar untuk pelunasan pokok dan bunga pinjaman kepada BCA, lalu Rp120,39 miliar untuk pelunasan pokok dan bunga pinjaman dari PT Bank Shinhan Indonesia, dan sisanya digunakan untuk pelunasan pokok dan bunga pinjaman rekening koran kepada BCA per tanggal 22 September 2021 dan peningkatan portofolio pembiayaan perseroan.
Per Mei 2021, pemegang saham KDB Tifa Finance terdiri dari The Korea Development Bank sebesar 84,64 persen, PT Dwi Satrya Utama sebesar 14,99 persen, dan masyarakat sebesar 0,35 persen.