Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FWD Insurance Luncurkan FWD Hospital Care Protection

FWD Hospital Care Protection memberikan cakupan perlindungan menyeluruh untuk pelayanan medis rawat inap dan rawat jalan serta serangkaian fasilitas rehabilitasi termasuk perawatan ekstra.
Logo FWD Insurance/Dokumentasi Perusahaan
Logo FWD Insurance/Dokumentasi Perusahaan

Bisnis.com, JAKARTA - PT FWD Insurance Indonesia (FWD Insurance), perusahaan, asuransi jiwa berbasis digital, meluncurkan produk terbarunya, yakni FWD Hospital Care Protection.

Direktur, Chief of Proposition and Syariah FWD Insurance Ade Bungsu mengatakan, FWD Hospital Care Protection memberikan cakupan perlindungan menyeluruh untuk pelayanan medis rawat inap dan rawat jalan serta serangkaian fasilitas rehabilitasi termasuk perawatan ekstra.

"Para nasabah dapat memilih beragam pilihan layanan berdasarkan wilayah geografis dan manfaat yang paling sesuai dengan kebutuhan dan tingkat risiko kesehatan mereka," ujar Ade dalam acara peluncuran FWD Hospital Care Protection, Rabu (8/9/2021).

Dia menuturkan, FWD Hospital Care Protection merupakan salah satu produk perlindungan kesehatan yang menjadi bagian Kampanye #ProteksiON. Produk ini hadir seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap asuransi kesehatan yang terjangkau dengan manfaat optimal.

Selain manfaat rawat inap dan rawat jalan biasa, produk ini juga dilengkapi dengan manfaat atas biaya rawat jalan untuk penyakit infeksi dan juga manfaat rehabilitasi, konsultasi ahli gizi dan pemantauan kanker selama masa pemulihan nasabah.

"Selain itu, produk ini juga memberikan manfaat tambahan lain yakni limit booster, no claim bonus dan santunan pemakaman. Untuk memberikan kemudahan bagi nasabah, produk ini juga didukung jangkauan perlindungan di seluruh dunia serta pengajuan klaim melalui aplikasi FWD MAX," katanya.

Laporan Global Medical Trends Survey 2021 yang dirilis Willis Towers Watson menunjukkan biaya kesehatan di Indonesia mengalami tren kenaikan hingga 12 persen, lebih tinggi dibandingkan Singapura (8,17 persen), Filipina (8,82 persen) dan Thailand (8 persen) untuk periode yang sama. Kenaikan biaya kesehatan ini mencerminkan tantangan beban finansial yang besar di masa depan terutama dipicu dari meningkatnya jumlah penderita penyakit kritis yang tidak menular seperti kanker, kardiovaskuler, dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper