Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. berkomitmen untuk mendorong penyaluran kredit usaha rakyat atau KUR, khususnya di sektor pertanian.
Corporate Secretary Bank BRI Aestika Oryza Gunarto menuturkan penyaluran KUR di sektor pertanian dari emiten bersandi BBRI ini mencapai Rp26,5 triliun hingga kuartal II/2021, dengan non-performing loan (NPL) yang terjaga di level 0,67 persen.
“Kualitas kredit di sektor pertanian dan pangan merupakan sektor yang resilience di masa pandemi. Di mana saat pandemi, permintaan produk pertanian dan pangan masih tetap tinggi dan menjadi sektor yang akan tetap tumbuh,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (13/9/2021).
Aestika mengatakan perseroan optimistis masih mampu meningkatkan porsi pembiayaan di sektor pertanian ke depannya. Sebab, saat ini masih ada pelaku UMKM, di antaranya petani, yang kesulitan mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan.
“Hal yang harus diperhatikan oleh petani yakni menjaga kelangsungan usaha, melengkapi legalitas, menerapkan manajemen tata kelola usaha yang baik, bertransaksi keuangan di bank serta bergabung dalam sebuah ekosistem usaha,” kata Aestika.
Sampai dengan akhir kuartal II/2021, penyaluran kredit BRI di sektor pertanian sebesar Rp117,54 triliun. Angka ini tumbuh 12,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) apabila dibandingkan dengan pencapaian yang sama pada periode tahun sebelumnya.
Baca Juga
Apabila dibandingkan dengan total penyaluran kredit kepada sektor pertanian secara nasional, BRI memiliki pangsa pasar sebesar 28,03 persen per Maret 2021, atas total kredit yang dikucurkan oleh perbankan nasional di sektor tersebut.
Sebagai catatan, penyaluran KUR sepanjang Januari hingga 27 Agustus 2021 masih didominasi oleh sektor perdagangan, disusul sektor pertanian.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan, penyaluran KUR pada periode tersebut telah mencapai Rp168,6 triliun atau 66,65 persen dari target 2021 sebesar Rp253 triliun. Adapun, kredit telah diberikan pada 4,57 juta debitur.
Dari jumlah itu, proporsi terbanyak penyaluran KUR sepanjang tahun ini disumbang oleh KUR Mikro, yakni 61,81 persen. Sementara itu, KUR Kecil berkontribusi 33,83 persen, KUR Super Mikro 4,34 persen, dan KUR Penempatan TKI menyumbang 0,01 persen.
Dari sisi sektoral, proporsi penyaluran KUR 2021 masih didominasi oleh sektor perdagangan yakni sebesar 44 persen, sedangkan sektor pertanian 30,1 persen, dan jasa-jasa 14,3 persen.
Padahal, pemerintah saat ini diketahui tengah berfokus untuk menggeser penyaluran KUR dari sektor perdagangan menuju sektor produktif, seperti pertanian. Sebab, sektor pertanian memiliki daya ungkit tinggi dalam ekosistem dari hulu ke hilir di dalam ikatan rantai nilai, baik dalam penyerapan tenaga kerja maupun peningkatan ekspor.