Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 telah membuat banyak orang kehilangan pekerjaan sehingga membuat keuangan morat-marit. Lantas, pentingkah merencanakan keuangan atau financial planning di masa pandemi?
Certified Financial Planner (CFP) atau perencana keuangan Annisa Steviani mengatakan saat ini banyak orang yang berminat untuk belajar berinvestasi. Padahal, investasi merupakan sebagian kecil dari financial planning.
Sudah banyak konten yang menyajikan financial planning atau tips mengatur keuangan, khususnya di media sosial. Jika seseorang sudah membeli saham, maka orang tersebut mengklaim sudah mengatur keuangan. Apakah benar demikian?
“Biasanya orang-orang mengaitkannya dengan investasi. Karena sudah berinvestasi tentunya sudah financial planning. Sudah beli saham, sudah financial planning. Padahal enggak sama sekali, investasi itu hanya sebagian kecil dari financial planning,” jelas Annisa melalui unggahan video Instagram resmi Lawan Covid-19, seperti dikutip, Jumat (17/9/2021).
Annisa melanjutkan bahwa financial planning merupakan sesuatu yang komprehensif, terutama di masa pandemi Covid-19. Menurutnya, kemampuan merencanakan keuangan sangat diperlukan oleh banyak orang saat ini.
Dia memberi contoh ketika pertama kali seseorang menghasilkan uang sebagai lulusan baru atau fresh graduate, maka orang tersebut harus menyimpan uang hingga masa pensiun nanti. Uang tersebut disimpan dari masa produktif hingga bisa mewariskan di masa depan.
“Jadi perjalanan [financial planning] itu panjang banget. Financial planning ini dari pertama kali kerja sampai bisa mewariskan. Jadi bukan berarti sudah investasi sama dengan sudah financial planning,” ungkapnya.
Namun dengan kecanggihan media sosial, lanjut Annisa, banyak masyarakat yang berpikir bahwa definisi dari financial planning adalah memiliki aset atau nilai tukar yang melimpah.
Sebaliknya, menurutnya, ketika seseorang sudah memiliki uang dan uang tersebut bisa disimpan. Di saat harus mengeluarkan uang untuk membeli sesuatu dan memikirkannya terlebih dahulu. Menurutnya, di saat itulah orang itu membutuhkan financial planning.
“Justru kalau kita yang uangnya ‘nabung bisa sih, belanja-belanja bisa, tapi untuk beli sesuatu masih harus mikir-mikir dulu’. Itulah sebenarnya lebih butuh financial planning menurut aku,” paparnya.