Bisnis.com, JAKARTA – Penetapan PT Akulaku Silvrr Indonesia sebagai pengendali baru Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) terpaksa ditunda.
Hal itu disebabkan karena rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar Senin (20/9/2021), belum mencapai kuorum.
Kuorum yang dibutuhkan untuk mengesahkan status pengendali itu adalah 75 persen. Namun, rapat hanya dihadiri oleh 73,74 persen pemegang saham atau kurang 1,53 persen untuk memenuhi kuorum.
“RUPSLB yang diadakan kemarin belum kuorum, sehingga pengesahan PT Akulaku Silvrr Indonesia harus ditunda sampai RUPSLB lanjutan yang akan diadakan pada awal Oktober,” ujar Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, Selasa (21/9/2021).
Pengesahan Akulaku sebagai pengendali Bank Neo Commerce, sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang pengambilalihan yang diatur dalam POJK No.41/POJK.03/2019 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Integrasi dan Konversi Bank Umum.
Pada 26 Juli 2021, perseroan diketahui telah mendapatkan izin dari OJK dengan nomor SR-16/PB.1/2021 perihal Rencana Pengambilalihan Saham PT Bank Neo Commerce Tbk. oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia.
Akulaku tercatat atas 1.664.157.909 saham BBYB atau sekitar 24,98 persen dari jumlah modal saham yang ditempatkan dan disetor akibat dari pelaksanaan penawaran umum terbatas III (PUT III). Ini membuat Akulaku menjadi pemegang saham terbesar BBYB.
Akulaku juga telah lulus uji kemampuan dan kepatutan atau fit and proper test sebagai pemegang saham pengendali BBYB.
Dalam ringkasan rancangan sebelumnya, manajemen BBYB menyampaikan Akulaku melihat adanya kebutuhan dan pentingnya dukungan teknologi pada sektor finansial, khususnya perbankan.
Alasan dan tujuan pengambilalihan tersebut juga dilakukan untuk memanfaatkan teknologi tinggi yang dimiliki oleh Akulaku, sehingga mampu membantu BBYB dalam melakukan transformasi digital terhadap layanan perbankan.
Langkah itu juga bertujuan membawa BBYB ke tingkat baru dengan teknologi canggih dan transparansi yang lebih baik. Dengan demikian, BBYB dapat memberikan layanan yang lebih cepat, akurat, efisien dan kepada pelanggannya.
Adapun, dalam RUPSLB Bank Neo Commerce disetujui penambahan modal dasar perseroan menjadi Rp3 triliun dari sebelumnya Rp1,5 triliun.
Dengan disetujuinya peningkatan modal dasar perseroan ini, maka terjadi perubahan modal dasar dari semula sebanyak 15 miliar lembar saham senilai Rp1,5 triliun menjadi sebanyak 30 miliar lembar saham senilai Rp3 triliun dengan nominal Rp100 per lembar saham.