Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Bank Jago (ARTO) Terus Susut selama Sepekan, Ada Apa?

Saham Bank Jago (ARTO) mengalami penurunan sebesar 1,52 persen atau ke level 12.925 per saham pada perdagangan Jumat (8/10/2021).
Logo Bank Jago/Istimewa
Logo Bank Jago/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Sepanjang pekan ini, pergerakan harga saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) mengalami penurunan secara berkala hingga ke level 12.925 per lembar pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (8/10/2021).

Berdasarkan data RTI, saham ARTO mengalami penurunan sebesar 1,52 persen dibandingkan dengan hari sebelumnya atau ke level 12.925 per saham. Tercatat, total saham ARTO yang diperdagangkan hari ini mencapai 25 juta, dengan nilai turnover Rp322,7 miliar.

Level tersebut terbilang cukup jauh jika dibandingkan dengan harga tertinggi ARTO pada 29 Juli 2021 yang berada di angka 18.375 per saham. Bahkan, pada 30 Juli 2021 saham Bank Jago pernah berada di level tertingginya 19.050.

Pada awal pekan ini atau pada Senin (4/10/2021), Bank Jago mengumumkan adanya investor baru, yaitu Ribbit Capital. Perusahaan ini disebutkan bakal berinvestasi di Bank Jago untuk membantu mempercepat inklusi keuangan di Indonesia.

Ribbit merupakan salah satu investor teknologi finansial terkemuka yang investasinya meliputi Robinhood, Revolut, Affirm, Nubank, Coinbase dan Credit Karma.

Pada hari yang sama, ARTO ditutup terkoreksi 3,81 persen ke level 14.500. Pelemahan ini dilanjutkan pada hari berikutnya dengan koreksi sebesar 4,66 persen ke level 13.825. 

Saham Bank Jago kembali melemah pada Rabu (6/10/2021) dan Kamis (7/10/2021) dengan penurunan masing-masing sebesar 1,63 persen ke 13.600 dan 3,49 persen ke level 13.125. Dalam sepekan terakhir, saham bank digital ini telah turun 14,26 persen.

PerdaganganPerubahan (%)Harga (Rp)/Saham
Senin (4/10)-3,8114.500
Selasa (5/10)-4,6613.825
Rabu (6/10)-1,6313.600
Kamis (7/10)-3,4913.125
Jumat (8/10)-1,5212.925

Lantas, apa yang menyebabkan penurunan harga saham ARTO?

Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan mengatakan penurunan saham ARTO terjadi karena faktor harga yang sudah terlampau premium, sedangkan dari sisi performa belum menunjukkan sinyal adanya realisasi tersebut.

“Pada kondisi ini tentu animo beli tidak begitu kuat lagi, justru animo jual jauh lebih besar oleh potensi switching karena kondisi dalam beberapa hari terakhir saham-saham bank besar banyak diserbu asing, dan saham-saham blue chip lainnya,” katanya saat dihubungi Bisnis.

Dia menuturkan kenaikan harga saham ARTO selama ini ditopang oleh sentimen aksi korporasi, terutama masuknya investor-investor besar menjadi pemegang saham. Alhasil, ketika sentimen itu berkurang dan performa keuangan belum menunjukkan realisasi dari ekspektasi pertumbuhan, maka penopang penguatan hilang hingga mengalami penurunan.

“Potensi lanjutan penurunan terbuka lebar kala melihat kondisi valuasi yang masih sangat tinggi dan performa keuangan di rilis kuartal III/2021 masih belum menggembirakan, dan sentimen aksi korporasi [masuknya kembali investor baru] yang mulai berkurang,” ujarnya.

Sementara itu, Alfred menyatakan bahwa untuk menilik prospek ARTO diperlukan dua pendekatan, yakni prospek fundamental dan prospek saham.

Menurutnya, harga saham ARTO saat ini sudah berada di performa apik atau high growth. Artinya, realisasi performa keuangan bukan lagi menjadi katalis, tetapi lebih kepada penopang harga saham untuk bisa tetap mendapat valuasi premium (PBV 20x).

Secara prospek fundamental, Alfred optimistis ARTO sampai dengan akhir 2021 sudah mampu membukukan laba bersih. Namun, ekspektasi tersebut tidak lagi menjadi sentimen baru yang akan mendongkrak harga saham perseroan.

Saham Bank Jago (ARTO) Terus Susut selama Sepekan, Ada Apa?

Gojek resmi mengumumkan kolaborasi dengan Bank Jago, Kamis (22/7/2021) /Dok. Bank Jago

“Dan perlu juga menjadi catatan, positioning ARTO sebagai bank digital tentu akan mendapat persaingan ketat dari bank-bank buku 4 yang sudah pasti juga akan masuk ke layanan dan produk perbankan digital,” kata Alfred.

Di sisi lain, Managing Partner Ribbit Capital Micky Malka sempat mengatakan bahwa Bank Jago dinilai telah membuat kemajuan luar biasa dalam mengembangkan layanan perbankan digital bagi masyarakat.

“Bank Jago memiliki komitmen yang sangat kuat untuk melayani nasabah melalui produk perbankan digital dengan teknologi mumpuni yang setara dengan pemain global. Kami senang sekali dapat berpartisipasi dalam perjalanan ini,” ujar Micky.

Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan kehadiran Ribbit menunjukkan minat dan ketertarikan yang tinggi investor kelas dunia terhadap upaya Bank Jago dalam memajukan inklusi keuangan digital di negeri ini.

Menurut Kharim, hal tersebut mengonfirmasi besarnya harapan dan kepercayaan investor global terhadap prospek bank digital di Indonesia. Untuk itu, Bank Jago menyambut baik segala partisipasi serta dukungan Ribbit di perseroan.

Investasi Ribbit menambah daftar pemegang saham kredibel dan memiliki komitmen kuat dalam memajukan Bank Jago sebagai pemain utama di bisnis bank digital.

Sebelumnya, Bank Jago telah mendapatkan kepercayaan dari Gojek yang dilakukan melalui bisnis layanan keuangan dan pembayaran digitalnya dan GIC Private Limited.

“Ini merupakan bentuk apresiasi investor terhadap bisnis model Bank Jago sebagai bank digital yang melayani mass market, tertanam dalam ekosistem dan menggunakan teknologi terkini. Kami merasa sudah berada di jalur yang tepat untuk membawa Bank Jago ke level yang lebih tinggi lagi,” ujar Kharim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper