Bisnis.com, JAKARTA – Pengembangan entitas baru dalam proses pengembangan bank digital yang dilakukan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dipastikan telah disesuaikan dengan segmen yang digarap.
Direktur IT & Operasi Bank BNI Y.B Hariantono mengatakan bahwa dalam konteks pengembangan bank digital secara penuh dibutuhkan kemampuan untuk pengembangan produk, sekaligus platform teknologi yang digunakan.
“Ini untuk siapa? kita harus bicara spesifik segmen yang memang mau digarap oleh bank digital. Ini karena ada satu perusahaan baru, entitas bisnis baru, jadi harus jelas entitasnya menyasar segmen yang mana karena setiap segmen harus dilayani dengan cara berbeda-beda,” ujarnya dalam sebuah webinar, baru-baru ini.
Dia juga menyatakan bahwa dalam pengembangan bank digital baru, diperlukan kemampuan dan infrastruktur teknologi yang kuat guna membangun kapabilitas dalam melayani konsumen sesuai dengan segmentasi pasar.
Bank pelat merah dengan kode saham BBNI itu diketahui menggulirkan rencana mengambil alih bank yang masuk dalam klasifikasi bank umum kegiatan usaha (BUKU) 2 untuk dikembangkan sebagai bank digital, sesuai dengan perkembangan terkini di bisnis perbankan.
Hariantono mengatakan bahwa perseroan telah berada di posisi cukup serius dalam menyiapkan bank digital. Segmen yang bakal disasar oleh BNI juga sudah ditentukan, meski saat ini belum diungkapkan.
Selain itu, perseroan juga telah menyiapkan secara rinci ekosistem seperti apa yang akan dibentuk, serta mitra atau partner yang akan digandeng dalam ekosistem itu.
“Itu semua kami atur bagaimana kami mengakuisisi suatu segmen customer atau ekosistem tertentu. Jadi, kami sudah menyiapkan hal-hal seperti itu,” tuturnya.
Hariantono menambahkan bahwa untuk menjalankan entitas baru dibutuhkan kapabilitas teknologi mumpuni. Menurutnya, hal ini tidak bisa dilakukan dengan cara-cara yang biasa dilakukan oleh perusahaan konvensional.
“Jadi, kami harus mempunyai partner yang memang juga kuat di situ [kapabilitas teknologi]. Makanya, ini adalah suatu persyaratan kami dalam membentuk entitas yang baru,” ungkapnya.
Dia juga menyatakan dalam proses pembentukan bank digital, BNI telah menyiapkan kombinasi stakeholder yang mempunyai kekuatan tersendiri untuk menjalankan perusahaan tersebut nantinya. Namun, nama-nama itu masih disimpan rapat oleh perseroan.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan bank digital yang akan diadopsi oleh perseroan dipastikan memiliki fundamental kuat. Dia pun memastikan BNI tidak akan membakar uang dalam kesempatan tersebut.
“Kami tidak akan burn money pada kesempatan ini, tapi kami akan tunjukan bahwa kami sangat kuat di dalam bisnis modelnya,” ujarnya.
Royke percaya dengan memiliki anak perusahaan bank digital akan membawa BNI ke tingkat layanan perbankan yang lebih tinggi, sekaligus meningkatkan return on asset (ROA) perseroan.
Saat ini, katanya, perseroan memiliki rasio kecukupan modal yang kuat sehingga dapat leluasa dalam menjalankan ekspansi. “Rencana akuisisi bank tidak akan berdampak signifikan terhadap permodalan BNI," katanya.
Dia menjabarkan rencana akuisisi bank akan mencakup sejumlah pihak, yaitu pihak yang punya ekosistem, pemilik bank, dan partner baru di bidang teknologi, serta BNI sebagai entitas yang akan menjadi pemegang kendali yang sudah berpengalaman di bisnis bank.