Bisnis.com, JAKARTA – Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) menyetujui aksi Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau private placement.
Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, dikutip pada Kamis (2/12/2021), keputusan tersebut diambil melalui pemungutan suara atau voting dengan mayoritas peserta rapat setuju untuk melakukan private placement.
“Menyetujui penambahan modal yang dikecualikan dari memberikan hak memesan efek terlebih dahulu perseroan dengan jumlah sebanyak-banyaknya 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, yaitu 953,82 juta saham,” tulis keterangan direksi.
Manajemen menyampaikan, rencana tersebut dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan jumlah saham yang beredar, sehingga secara tidak langsung meningkatkan likuiditas perdagangan atas saham perseroan.
Mengacu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.12/POJK/03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum, di mana Modal Inti Minimum bank paling sedikit sebesar Rp2 triliun.
Modal inti tersebut selambat-lambatnya harus terpenuhi pada 31 Desember 2021. Artinya, satu bulan lagi menuju tenggat yang ditentukan, bank kecil harus memiliki modal inti minimum Rp2 triliun.
Sementara itu, Bank Victoria memiliki modal inti sebesar kurang lebih Rp1,77 triliun per 30 September 2021. Perseroan menyatakan bahwa pelaksanaan PMTHMETD merupakan salah satu tindak lanjut rencana pemenuhan modal inti minimum.
“PMTHMETD ini dilakukan dalam rangka selain perbaikan posisi keuangan dan selain program kepemilikan saham akan dilaksanakan sekaligus atau bertahap dalam jangka waktu 2 tahun.”
Dalam aksi tersebut, dana yang diperoleh dari PMTHMETD akan dipergunakan seluruhnya, sebagai modal kerja melalui pengembangan usaha dalam bentuk ekspansi kredit.
Manajemen juga menyampaikan, PT Victoria Investama Tbk. (VICO) sebagai pemegang saham pengendali dan pihak terafiliasi dengan perseroan merupakan salah satu calon investor yang bermaksud untuk mengambil bagian dalam PMTHMETD perseroan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
