Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia) telah menghabiskan investasi senilai US$10 juta atau sekitar Rp145,26 miliar (kurs Rp15.526) untuk mengembangkan sejumlah inovasi teknologi digital.
Hal itu disampaikan oleh VP Strategy and Transformation Manulife Yudhi Aulia dalam webinar Mengenal Insurtech dan Inovasi Teknologi di Sektor Asuransi, Jumat (3/12/2021).
Dia mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 telah mengakselerasi penggunaan teknologi digital. Hal ini mendorong Manulife untuk benar-benar mempersiapkan diri dalam melakukan inovasi dan bertransformasi.
"Kami telah menginvestasikan dana US$10 juta untuk mengembangkan sejumlah inovasi teknologi untuk memastikan masyarakat Indonesia tetap terlindungi, meskipun sedang masa pandemi," ujar Yudhi.
Ada tiga hal inovasi teknologi yang dilakukan Manulife, kata Yudhi, yakni dari sisi penjualan, aftersales service, dan proses klaim. Sejak awal pandemi, Manulife telah meluncurkan proses penjualan tanpa tatap muka di mana penjualan dan pembayaran polis asuransi dapat dilakukan melalui gadget.
"Untuk aftersales, kami telah melakukan pengembangan berkelanjutan untuk portal layanan nasabah. Selain dapat melakukan pembayaran premi secara online, nasabah bisa lakukan pembaruan data kontak secara mandiri," katanya.
Selain itu, guna mengantisipasi peningkatan klaim di masa pandemi, Manulife juga meluncurkan aplikasi berbasis web yang memudahkan nasabah untuk mengajukan klaim.
Menurut Yudhi, melalui inovasi teknologi digital yang dilakukan, Manulife mampu menjangkau lebih luas nasabah di berbagai segmen dan lokasi. Manulife merasakan bahwa digitalisasi telah memudahkan interaksi dengan nasabah dan berdampak positif bagi peningkatan kepuasan nasabah.
"Peningkatan kepuasan dari nasabah melalui layanan nasabah yang praktis dan ringkas dengan mengembangkan proses digital mulai dari pengajuan polis sampai proses klaim, tanpa harus mengisi berlembar-lembar kertas tetapi tetap aman dan memperhatikan unsur perlindungan konsumen," katanya.