Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya Prospek Cerah, Begini Strategi BI Dorong Ekonomi dan Keuangan Syariah

Bank Indonesia telah menyusun grand design untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah terkemuka di dunia.
Ilustrasi lembaga keuangan syariah./Istimewa
Ilustrasi lembaga keuangan syariah./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia memiliki cita-cita sebagai negara maju pada 2045. Hal ini tentu dapat tercapai meskipun tidaklah mudah. Namun, kunci dari cita-cita mulia tersebut adalah dengan didorongnya pertumbuhan ekonomi dan dapat berlangsung berkelanjutan.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengatakan, jika Indonesia hanya mengandalkan pola pertumbuhan yang seperti saat ini, cita-cita mulia tersebut tampak sulit tercapai. Oleh karena itu, Indonesia harus mencari sumber pertumbuhan baru.

“Kami melihat salah satu area yang kami pandang sangat potensial adalah ekonomi dan keuangan syariah. Keyakinan bahwa ekonomi dan keuangan syariah dapat menjadi motor perkembangan ke depan ini memang didukung oleh berbagai fakta dan data,” ujar Sugeng dalam acara virtual bertajuk Sharia Economic & Financial Outlook 2022, Jumat (3/12/2021).

Di tengah situasi pandemi yang berdampak sangat luar biasa terhadap perekonomian, Sugeng melihat kinerja pasar keuangan syariah mengalami perbaikan. Di Indonesia, kinerja ekonomi dan keuangan syariah tercatat mengalami perbaikan.

Pada September 2021, pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah mencapai 7,32 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau di atas performa.

Bahkan, Sugeng menuturkan bahwa pertumbuhan keuangan syariah Indonesia lebih baik dari perbankan konvensional yang hanya tumbuh 2,21 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini juga diiringi oleh tingkat non-performing financing (NPF) di industri syariah yang tetap terjaga dan di angka yang relatif rendah, yakni 3,34 persen.

“Apabila ini terus dikembangkan secara baik dan konsisten. Ekonomi dan keuangan syariah Indonesia dapat menjadi tumpuan untuk meraih pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan bisa berkelanjutan ke depan,” tuturnya.

Ekonomi dan keuangan syariah juga telah disadari oleh berbagai negara, termasuk negara dengan populasi non-muslim yang terus mengembangkan perekonomian syariah.

China, misalnya, Negara Tirai Bambu itu juga melirik pasar muslim dengan memproduksi busana muslim dalam jumlah yang sangat besar dengan memperkenalkan model yang bervariasi dan mengikuti zaman.

Tentu, bagi negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, seperti Indonesia, tidak boleh tertinggal. Di mana, Indonesia harus terus mengembangkan potensi yang besar dan miliki.

“Potensi Indonesia untuk dapat terus mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah sangat besar. Misalnya saja, dari sisi permintaan. Kita lihat besarnya konsumen muslim dan ribuan pondok pesantren beserta unit usaha, ini tentu menjadi suatu potensi yang sangat besar,” terangnya.

Begitu pula dengan sisi supply yang masih terdapat ruang besar bagi pertumbuhan lembaga keuangan syariah.

“Itulah mengapa Bapak Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut ekonomi dan keuangan syariah sebagai new world of economy dan Bapak Presiden juga telah mencanangkan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah,” ucapnya.

Tentu, tujuan besar tersebut perlu didukung oleh berbagai pihak terkait, termasuk Bank Indonesia. Sugeng melanjutkan, dengan menjalankan peran sebagai akselerator, inisiator, dan regulator, Bank Indonesia telah dan akan terus memberikan sumbangsih bagi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Tiga Pilar Strategi Utama Bank Indonesia

Untuk mewujudkan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah terkemuka di dunia, Bank Indonesia telah menyusun grand design yang mencakup 3 pilar strategi utama.

Pertama, pentingnya pemberdayaan ekonomi syariah, yakni melalui penciptaan ekosistem halal value chain secara end-to-end. Sugeng menuturkan, peningkatan kapasitas tidak hanya dilakukan terhadap pelaku usaha syariah, melainkan terhadap penguatan infrastruktur industri halal dan aspek kelembagaan pondok pesantren.

“Fokus pengembangan pada pilar ini di 2022 akan diarahkan kepada dua sektor unggulan yang memiliki potensi besar, yaitu halal food dan fashion muslim. Ini juga kalau kita lihat akan bisa mempunyai potensi besar untuk tujuan ekspor,” kata Sugeng optimistis

Kedua, pendalaman pasar keuangan syariah. Pilar ini bertujuan untuk menyediakan berbagai instrumen keuangan syariah, baik secara komersial, sosial, maupun integrasi yang dapat membantu kegiatan ekonomi.

Adapun fokus khusus untuk pengembangan pilar kedua ini di 2022 adalah dilakukan melalui pengembangan instrumen transaksi valas dan sukuk BI inklusif, agar ekonomi dan keuangan syariah dapat berkontribusi di sektor riil.

“Selain itu juga akan dilakukan optimalisasi keuangan sosial syariah sebagai alternatif sumber pembiayaan, terutama melalui wakaf produktif,” sambungnya.

Ketiga, yaitu penguatan riset, asesmen, dan edukasi. Pilar ketiga ini sangat penting untuk menjadi modal dasar pengembangan dalam meningkatkan literasi ekonomi syariah untuk mendorong halal lifestyle. Fokus pengembangan pada pilar ini di 2022 adalah melakukan berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi yang akan dilakukan secara rutin.

“Dengan berbagai langkah yang dilakukan Bank Indonesia serta didukung langkah sinergi dari berbagai pihak, kami yakin bahwa ekonomi dan keuangan syariah Indonesia, Insya Allah akan tumbuh semakin baik ke depan,” ujarnya.

Hal ini juga sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia, di mana pertumbuhan ekonomi pada 2022 diperkirakan tumbuh 4,7 sampai 5,5 persen. Ini juga akan menjadi daya dorong untuk bisa mengembangkan keuangan syariah ke depan.

Bank Indonesia juga melihat, prospek ke depan Indonesia akan semakin baik, terutama didukung oleh dua hal. Pertama, peningkatan pemahaman masyarakat terhadap ekonomi keuangan syariah yang terus mengalami perbaikan dari tahun ke tahun.

Berdasarkan catatan Bank Indonesia, peningkatan pemahaman masyarakat ditunjukkan dengan indeks literasi ekonomi syariah yang meningkat dari 16,3 persen pada 2019 menjadi 20 persen pada 2021.

Kedua, berdasarkan Charities Aid Foundation World Giving Index (CAF WGI) 2021, Indonesia ditempatkan pada peringkat pertama sebagai negara yang paling dermawan di dunia.

Hal ini tentu merupakan suatu potensi besar dengan menggabungkan ekonomi sosial untuk bisa ditransfer ke kegiatan ekonomi yang dikelola dengan baik. Selain itu, ini juga akan menjadi kunci perkembangan ekonomi dan keuangan syariah yang akan membaik ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper