Bisnis.com, JAKARTA - Central Bank Digital Currency (CBDC) menjadi salah satu isu prioritas dalam pembahasan finance track di Presidensi G20 Indonesia.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyampaikan isu tersebut akan banyak diangkat dan mendapat dukungan dari banyak negara.
“CBDC menjadi isu yang banyak diangkat dan d mendapat dukungan banyak negara untuk Indonesia sebagai isu prioritas,” katanya dalam webinar, Senin (6/12/2021).
Dody menjelaskan, pembahasan akan difokuskan pada dua hal. Pertama, bagaimana signifikansi dampak CBDC terhadap makro ekonomi, moneter, dan sektor keuangan.
BI memandang, terdapat sejumlah risiko dari penerbitan CBDC, salah satunya pada efektivitas kebijakan baik di sisi moneter maupun keuangan.
Hal ini dikarenakan penerbitan CBDC akan mengakibatkan aliran uang yang beredar di masyarakat akan menjadi sangat cepat.
Di samping itu, CBDC juga diperkirakan akan berpengaruh pada permintaan dan konsumsi masyarakat yang pada akhirnya berpengaruh pada inflasi dan stabilitas sektor keuangan.
Dody menambahkan, mata uang digital ini pun dikhawatirkan akan berpengaruh pada efektivitas pengendalian aliran modal.
“Jika tekanan pada nilai tukar sangat tinggi, terpaksa BI harus CFM, tapi jika aliran dana modal melalui digital currency tanpa ada tekanan ke nilai tukar pun sudah menyulitkan bank sentral,” jelasnya.
Lebih lanjut, pembahasan kedua yang akan difokuskan yaitu terkait dengan operasional atau teknis dari penerbitan CBDC.
“Kita melihat bagaimana desain CBDC, bagaimana platform dan sisi bisnis proses CBDC, jadi konteks operasional yang akan coba kita angkat,” kata Dody.