Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Kredit Perbankan Belum Moncer Meski Banyak Stimulus

Sampai dengan Oktober 2021, penyaluran kredit tumbuh sebesar 3,24 persen secara tahunan (yoy).
Layar menampilkan Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo (kanan dilayar) bersama Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Fahmi Achmad saat berbicara di acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2022 secara virtual di Jakarta, Rabu (15/12/2021). Bisnis/Abdurachman
Layar menampilkan Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo (kanan dilayar) bersama Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Fahmi Achmad saat berbicara di acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2022 secara virtual di Jakarta, Rabu (15/12/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai fungsi intermediasi perbankan belum berjalan optimal meski beragam stimulus telah digelontorkan.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK, Slamet Edy Purnomo mengatakan kebijakan stimulus dari pemerintah, Bank Indonesia, dan OJK sudah cukup banyak. Namun, pertumbuhan kredit tercatat masih belum optimal.

Sampai dengan Oktober 2021, penyaluran kredit tumbuh sebesar 3,24 persen secara tahunan (yoy) atau tumbuh 0,08 persen secara bulanan, dan 3,21 persen year-to-date (ytd). Adapun, angka sementara per Desember, kredit mengalami pertumbuhan 3,98 persen.

“Dukungan kebijakan menurut saya sudah cukup banyak, tetapi kenapa pertumbuhan kredit masih belum optimal. Kami melihat aturan yang ada itu sudah cukup,” ujarnya dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenge 2022, Rabu (15/12/2021).

Slamet Edy mengatakan bahwa peluang untuk memperkuat fungsi intermediasi datang dari sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Menurutnya, sekitar 98 persen pelaku UMKM mengisi segmen mikro dengan kondisi unbankable masih banyak.

Oleh sebab itu, lanjutnya, perusahaan teknologi finansial atau fintech banyak menyasar nasabah-nasabah yang unbankable. Dia pun mempertanyakan peran perbankan dalam menggaet nasabah yang belum terjamah oleh layanan bank.

“Kalau fintech bisa, kenapa bank tidak bisa. Ini kan masalah teknologi, sehingga kita perlu ada kolaborasi antara bank dengan fintech,” ujarnya.

Dia pun menegaskan bahwa bank-bank asing yang berada di Indonesia perlu berkontribusi dalam menyalurkan kredit UMKM. Apabila tidak memiliki infrastruktur, bank asing diharapkan berkolaborasi dengan fintech untuk menyasar sektor UMKM.

Sementera itu, Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan, peningkatan aktivitas ekonomi domestik pada triwulan IV/2021 diharapkan mendukung kinerja sektor riil dan fungsi intermediasi perbankan yang semakin menguat.

Dari segmen debitur, Wimboh menjelaskan bahwa kredit kepada debitur UMKM mulai tumbuh positif, yaitu 3,04 persen yoy atau 3,35 persen ytd. Selain itu, kredit korporasi juga mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 1,87 persen yoy dan 2,40 persen ytd.

Likuiditas perbankan juga sangat memadai dengan ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 9,44 persen yoy. Di sisi lain, pertumbuhan kredit hanya mencapai 3,24 persen yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper