Bisnis.com, JAKARTA – Kolaborasi antara perbankan dengan perusahaan finansial teknologi (fintech) dinilai mampu mengakselerasi penyaluran kredit ke masyarakat.
Kepala Ekonom Bank UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menuturkan bahwa kehadiran POJK 12/2021 tentang Bank Umum dan POJK 13/2021 tentang Penyelenggaraan Produk Bank Umum akan menentukan kolaborasi tersebut.
“Ke depannya ekosistem antara bank dan fintech menurut saya menjadi kunci untuk meningkatkan akses terhadap penyaluran kredit, juga memang pengawasan yang lebih intensif,” ujarnya dalam dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenge 2022, Rabu (15/12/2021).
Sementara untuk bank digital, lanjutnya, perbankan perlu memainkan strategi ABC, yakni akronim artificial intelligence, big data, dan cloud computing.
“Tiga hal ini apabila mereka bisa, saya rasa bank digital akan sukses, tetapi dampaknya menurut saya ke depan akan mungkin terjadi konsolidasi di era digitalisasi bank,” ujar Enrico.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo mengatakan bahwa kolaborasi antara bank dengan fintech dapat memperkuat fungsi ke sektor usaha mikro kecil dan menengah atau (UMKM).
Dia pun menegaskan bahwa bank-bank asing yang berada di Indonesia perlu berkontribusi dalam menyalurkan kredit UMKM. Apabila tidak memiliki infrastruktur, bank asing diharapkan berkolaborasi dengan fintech untuk menyasar sektor UMKM.
Menurutnya, kolaborasi antara perbankan dengan fintech dipercaya dapat memenuhi target pemerintah yang mematok porsi pembiayaan ke sektor UMKM sebesar 30 persen secara agregat pada tahun 2024.
Selain itu, secara simultan layanan kolaborasi itu dapat dinikmati oleh masyarakat dan suku bunga yang ditawarkan tidak terlampau tinggi karena didukung peran digitalisasi.