Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BSI (BRIS) Target Pembiayaan Tumbuh 7,5 Persen di 2022. Ini Sektor yang Dibidik

Bank Syariah Indonesia (BRIS) menyasar sejumlah sektor prioritas untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan sebesar 7,5 persen pada 2022.
Karyawati Bank Syariah Indonesia melayani nasabah di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati Bank Syariah Indonesia melayani nasabah di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) menargetkan pembiayaan tumbuh di kisaran 7 persen hingga 7,5 persen pada 2022. Perseroan menyasar sejumlah sektor prioritas.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyatakan bahwa target tersebut akan selaras dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi, yang diperkirakan oleh sejumlah pihak, berada di kisaran 4,6 persen sampai dengan 5,16 persen.

“Dana Pihak Ketiga [DPK] diperkirakan akan mencapai 8 persen, sementara pembiayaan 7 Persen hingga 7,5 persen,” ujarnya dalam konferensi pers virtual paparan kinerja BSI untuk tahun 2021, Rabu (2/2/2022).

Terkait dengan pembiayaan, Hery menuturkan perseroan akan menyasar sejumlah sektor prioritas, antara lain infrastruktur, sektor energi dan nonenergi, sektor kesehatan, termasuk rumah sakit dan ekosistemnya.

Selain itu, perseroan juga akan membidik penyaluran pembiayaan ke sektor pangan, teknologi informasi, dan sektor pendidikan.

Hery menyatakan pada tahun ini perseroan akan terus berupaya menjaga kinerja yang terus tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Tak cuma itu, BSI akan terus memupuk kinerja positif, sehingga mampu menjadi tokoh utama dalam pengembangan ekonomi syariah.

“Kami ingin bertumbuh dari sisi pembiayaan dan DPK, kami berusaha menjaga efisiensi biaya dan menekan cost of fund. Dana murah, revenue fee based akan kami tingkatkan,” tuturnya.

Sepanjang tahun lalu, penyaluran pembiayaan BSI mencapai Rp171,29 triliun, naik 9,32 persen yoy. Rinciannya, pembiayaan konsumer mencapai Rp82,33 triliun, tumbuh sekitar 19,99 persen, disusul pembiayaan gadai emas yang meningkat sebesar 12,92 persen yoy.

Sementara itu, pembiayaan mikro tumbuh 12,77 persen dan pembiayaan komersial tumbuh 6,86 persen. Dari sisi kualitas, BSI mencatatkan non-performing financing (NPF) Nett sebesar 0,87 persen pada Desember 2021.

Adapun, DPK tercatat sebesar Rp233,25 triliun, tumbuh 11,12 persen yoy. Pada Desember 2021, tabungan Wadiah tumbuh 15,30 persen yoy atau menjadi Rp34,10 triliun. Sementara total tabungan mencapai Rp99,37 triliun, naik 12,84 persen.

Dengan kinerja positif itu, BSI berhasil membukukan peningkatan aset sepanjang 2021 sebesar 10,73 persen secara tahunan menjadi Rp265,29 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper