Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) terus mendorong untuk meningkatkan rasio kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga 30 persen.
Tahun ini, bank pelat merah itu menyiapkan berbagai solusi perbankan yang disertai dengan program pembinaan dan pendampingan yang diharapkan dapat membantu pelaku UMKM naik kelas sekaligus mampu menembus pasar ekspor.
“Kami tentunya melihat UMKM ini sebagai sebuah peluang pemulihan ekonomi. Terlebih, sebagai agen pembangunan pemerintah kami juga didorong untuk meningkatkan rasio kredit UMKM hingga 30 persen,” tutur Royke dalam keterangan tertulis, Jumat (4/2/2022).
Menurut Royke, pandemi telah memukul banyak segmen ekonomi, khususnya UMKM. Namun, Royke melihat segmen UMKM justru menunjukkan pemulihan kinerja yang lebih cepat dan mampu menjadi motor pemulihan bagi ekonomi nasional.
Di samping itu, UMKM juga memiliki kontribusi ekonomi yang besar, yakni lebih dari 60 persen dan penyerapan tenaga kerja hingga 97 persen.
Royke menjelaskan, BNI saat ini fokus pada penciptaan ekosistem yang produktif dalam mengembangkan segmen UMKM. Debitur UMKM ini digabungkan dengan satu ekosistem yang berhubungan dengan pelaku usaha sejenis sehingga dapat saling mendukung pertumbuhan kinerja masing-masing.
Baca Juga
Ekosistem ini dihubungkan dengan berbagai platform digital yang disiapkan BNI, sehingga diharapkan dapat membuat interlink antarekosistem UMKM dan mampu menjawab permintaan-permintaan besar.
Royke mengungkapkan, tahun ini perseroan juga akan mengakuisisi Bank Mayora yang akan diubah menjadi bank digital untuk dapat lebih berani menjawab permintaan kredit suku bunga rendah dengan memanfaatkan berbagai inovasi teknologi terbaru.
“Bank digital ini kami buat di luar sistem yang BNI punya saat ini dengan harapan dapat memiliki sebuah ekosistem yang lebih kondusif bagi UMKM untuk naik kelas,” jelasnya.
Dari sisi permintaan, emiten bersandi BBNI ini juga termasuk bank pelat merah yang mendukung Pasar Digital (PaDi) UMKM. BNI aktif memperbesar pengadaan barang dan jasanya dari para pelaku UMKM, dan hal ini menjadi pasar yang cukup potensial bagi para pelaku UMKM untuk membangun usaha lebih berkelanjutan.