Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Implementasi QRIS Cross Border Dinilai Punya Sejumlah Hambatan  

Kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan para pemain industri, diharapkan mampu memperkuat dan mempercepat inklusi dalam transaksi QRIS cross border.
Petugas Bank Indonesia (BI) Tegal mempraktekkan cara melakukan pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik dan mobile banking saat peluncuran dan implementasi QR Code Indonesian Standard (QRIS) untuk desa wisata di Pasar Slumpring, Desa Cempaka, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (16/2/2019). /Antara Foto-Oky Lukmansyah
Petugas Bank Indonesia (BI) Tegal mempraktekkan cara melakukan pembayaran melalui aplikasi uang elektronik server based, dompet elektronik dan mobile banking saat peluncuran dan implementasi QR Code Indonesian Standard (QRIS) untuk desa wisata di Pasar Slumpring, Desa Cempaka, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (16/2/2019). /Antara Foto-Oky Lukmansyah

Bisnis.com, JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menilai ada sejumlah hambatan yang melintangi akselerasi dari penerapan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) antara negara atau QRIS Cross Border. 

Kepala Deputi III Kadin, Kaspar Situmorang, mengemukakan bahwa hambatan itu adalah kesenjangan infrastruktur digital, kapabilitas digital, dan masyarakat yang masih menggunakan uang tunai, serta belum memiliki rekening bank.

“Ini adalah tiga kesenjangan terbesar, yang kami rasa perlu disediakan solusi atas permasalahan tersebut secara bersama-sama,” ujar Kaspar dalam Side Event Presidensi G20 Indonesia di Jakarta, Selasa (15/2/2022). 

Dia menambahkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan para pemain industri, diharapkan mampu memperkuat dan mempercepat inklusi dalam transaksi lintas batas. 

Di sisi lain, Kaspar menilai bahwa penerapan QRIS Cross Border akan mendorong pemulihan ekonomi nasional, mulai dari mendorong transaksi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam perdagangan internasional, hingga memulihkan sektor pariwisata. 

Menurutnya, QR buatan Indonesia akan bisa memperkuat transaksi nontunai. Selain itu, juga berdampak pada pengembalian profitabilitas para pelaku UMKM, yang mengalami tekanan kuat selama masa pandemi Covid-19. 

“Itu adalah efek luar biasa dari transaksi lintas batas yang dapat kita lihat untuk beberapa minggu mendatang,” tutur Kaspar yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO). 

Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni Primanto Joewono, mengatakan sistem pembayaran berbasis teknologi telah berkontribusi pada sederet aspek positif bagi sektor keuangan digital dalam beberapa tahun terakhir. 

Seperti halnya, munculnya model bisnis dan pelaku usaha baru, perubahan perilaku konsumen, serta lanskap ekonomi dan keuangan. Selain itu, juga pergeseran konsumsi dari belanja luring menuju daring hingga meningkatnya solusi pembayaran mobile yang aman dan lebih cepat. 

“Digitalisasi pembayaran telah memberi kami peluang baru. Mencabut hambatan infrastruktur fisik dan menurunkan biaya transaksi,” kata Doni.  

Dia juga menambahkan bahwa implementasi QRIS Cross-border adalah kunci untuk meningkatkan efisiensi transaksi, mendukung digitalisasi perdagangan dan investasi serta menjaga stabilitas makroekonomi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper