Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) membukukan laba bersih periode berjalan secara konsolidasian sebesar Rp3,10 triliun sepanjang 2021.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan di Harian Bisnis Indonesia pada Kamis (24/2/2022), laba BTPN tumbuh 55 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp2 triliun pada Desember 2020 menjadi Rp3,10 triliun di posisi Desember 2021.
Untuk pendapatan bunga, BTPN mengalami penyusutan sebesar 10 persen yoy menjadi Rp14,74 triliun dari sebelumnya Rp16,40 triliun pada Desember 2020. Sementara itu, beban bunga ikut menyusut sebesar 38 persen yoy menjadi Rp3,60 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih emiten bank bersandi saham BTPN ini naik 5 persen yoy menjadi Rp11,14 triliun.
Di sisi lain, BTPN mencatat kredit yang diberikan turun tipis sebesar 1 persen sepanjang 2021. Kredit yang diberikan dari sebelumnya sebesar Rp126,68 triliun per 31 Desember 2020 menjadi Rp125,15 triliun per 31 Desember 2021.
Adapun, di sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mengalami kenaikan sebesar 9 persen dari Rp100,78 triliun menjadi Rp109,38 triliun. Kenaikan itu berasal dari dana murah atau current account saving account (CASA) yang tumbuh 37 persen dari Rp27,69 triliun menjadi Rp37,87 triliun.
Dari sisi aset, BTPN mencatatkan total aset naik 5 persen menjadi Rp191,91 triliun pada Desember 2021.
BTPN pun tercatat mampu menekan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang terjaga di level 1,63 persen (gross) dan 0,39 persen (net) per 31 Desember 2021. Sementara untuk NIM dan BOPO, BTPN mampu mencatatkan rasio masing-masing sebesar 4,46 persen dan 85,60 persen.