Bisnis.com, JAKARTA -- Kebutuhan masyarakat akan dana instan melalui sarana daring semakin tinggi. Simak data dan visualisasi perbandingan kinerja fintech P2P lending konsumtif yang dihimpun DataIndonesia.id di sini.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 2 Maret 2022, terdapat 25 dari 102 fintech P2P lending yang bergerak di bidang konsumtif.
DataIndonesia.id merangkum data performa sejumlah fintech P2P lending konsumtif yang menjadi unggulan dalam laporan yang selengkapnya dapat disimak di sini.
Performa para pemain fintech P2P lending konsumtif itu dilihat dari pendapatan, laba, total aset, tingkat kemampuan bayar (TKB), hingga peringkat aplikasi di Google Play Store.
Data yang dihimpun itu tersebut merupakan yang tertera di laman masing-masing fintech P2P lending konsumtif serta Google Play Store. Pencantuman data itu sebagaimana imbauan OJK melalui surat nomor S-212/NB.223/2021 tertanggal 12 Maret 2021.
Dari 25 fintech P2P lending konsumtif, 21 di antaranya mencantumkan laporan keuangan per 2020. Sedangkan, ada empat fintech P2P lending konsumtif yang tak melampirkan atau tidak bisa diunduh laporan keuangan per 2020, yakni Cairin, Danakini, Danafix, dan Sanders One Stop Solution.
Baca Juga
Data dan visualisasi selengkapnya di sini.
Simak rangkuman data lengkap beserta visualisasi perbandingan kinerja fintech P2P lending produktif ditinjau dari pendapatan, laba, total aset, tingkat kemampuan bayar (TKB), hingga peringkat aplikasi di Google Play Store. Selengkapnya dapat diikuti melalui tautan ini.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah aplikasi teknologi finansial pinjaman (fintech lending) yang telah terdaftar dan berizin di Indonesia sebanyak 103 unit per 3 Januari 2022. Sebagian di antaranya adalah fintech P2P lending.
DataIndonesia.id juga merangkum data kinerja sejumlah fintech lending, khususnya P2P lending produktif. Data yang dirangkum termasuk daftar penyedia fintech lending berizin, P2P lending dengan pendapatan terbesar, P2P lending dengan total aset terbesar, jumlah fintech P2P lending business berdasarkan TKB90, P2P lending dengan rating aplikasi android teraik, jumlah penyaluran pinjaman fintech lending ke sektor produktif, dan sebagainya. Simak selengkapnya di sini.
Sementara itu, fintech lending secara umum setidaknya dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori sebagaimana dirangkum oleh DataIndonesia.id.
Kategori pertama adalah eduloan di mana fintech lending ini berfokus untuk memberikan pinjaman dana untuk kebutuhan pendidikan. Per 3 Januari 2022, ada lima fintech lending yang masuk kategori ini, antara lain Danacita, Edufund, DanaBagus, Pintek, dan Cicil.
Kategori cashloan/paylater berisikan fintech lending yang memberikan pinjaman tunai atau pembayaran nanti kepada konsumen. Tercatat ada 19 fintech lending yang bergerak dalam kategori ini, mulai dari Findaya (GoPayLater), Indodana, Julo, hingga Kredifaazz (Kredivo).
Dalam kategori peer to peer (P2P) lending consumer, terdapat 27 fintech lending yang telah mendapatkan izin dari OJK, seperti Finmas, AdaKami, EasyCash, 360Kredi, dan Danakini.
P2P lending consumer merupakan kategori fintech lending yang mempertemukan peminjam dan pemberi pinjaman dengan penggunaan dana untuk kebutuhan bersifat konsumtif.
Sementara itu, kategori P2P lending business berisikan 52 fintech lending, mulai dari Amartha, Investree, KoinWorks, hingga Danamas. P2P lending consumer memfokuskan bisnisnya untuk memberikan pinjaman dana bagi kebutuhan bisnis atau bersifat produktif. Data dan visualisasi selengkapnya di sini.
DataIndonesia.id juga telah merangkum sejumlah data mengenai perkembangan fintech lending di indonesia di antaranya produk fintech yang paling sering digunakan, preferensi metode pembayaran di e-commerce, jumlah penyaluran pinjaman, 8 fintech dengan pendanaan terbanyak, segmentasi pelanggan, serta tingkat wanprestasi. Selengkapnya simak di sini.