Bisnis.com, JAKARTA - Bank pelat merah dinilai lebih adaptif dalam menghadapi perubahan seiring dengan masuknya beberapa himpunan bank negara (Himbara) ke dunia metaverse.
Diketahui hingga Maret 2022, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi bank-bank negara yang telah masuk ke metaverse. Belum ada satupun bank swasta yang terlibat di dunia virtual tersebut, selain bank milik negara.
Group Chief Operating Officer WIR Indonesia Jeffrey Budiman berpendapat alasan bank milik negara lebih dahulu masuk ke metaverse dibandingkan dengan bank swasta, karena bank negara lebih adaptif dalam menerima perubahan.
“Kebetulan mereka yang lebih cepat saja, lebih lincah menangkap kesempatan,” kata Jeffrey kepada Bisnis di Jakarta, Senin (21/3).
Jeffrey menjelaskan beberapa bank yang telah menjadi kerja sama dengan WIR saat ini terus melakukan komunikasi secara intensif dengan WIR, mengingat perbankan merupakan industri dengan regulasi yang ketat. Bank-bank bergerak sesuai dengan koridornya masing-masing.
Jeffrey mengatakan beberapa pemain industri, tidak hanya perbankan, masuk lebih awal di metaverse untuk mempelajari teknologi baru ini. Para pemain industri melihat metaverse sebagai salah satu jalur komunikasi internet masa depan, sehingga cara berinteraksi di dunia ini harus dipelajari.
Baca Juga
JP Morgan, lanjutnya, telah masuk ke metaverse dan menggunakan metaverse untuk mendekatkan diri kepada masyarakat, khususnya usia muda. Metaverse menjadi hub untuk berinteraksi antara perbankan dengan pengguna internet.
Adapun dari sisi teknologi, lanjutnya, metaverse sangat memungkinkan digunakan sebagai tempat bertransaksi sesuai dengan peraturan. Metaverse Indonesia yang sedang dikembangkan oleh WIR berbeda dengan metaverse perusahaan lain, yang bisa menggunakan teknologi apapun untuk menyenangkan penggunanya.
“Metaverse Indonesia adalah metaverse yang juga di-endorse oleh pemerintah sehingga kita harus lihat juga sisi-sisi itu [teknologi],” kata Jeffrey.