Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gangguan Mobile Banking Mandiri (BMRI) dan BCA (BBCA), Bukti Layanan Digital Bank Punya PR Segudang

Jumlah pengguna internet yang besar dan penetrasi ponsel yang cepat berdampak pada transaksi digital, khususnya di sektor perbankan. Jutaan transaksi digital terjadi setiap harinya. 
Mobile banking. /Istimewa
Mobile banking. /Istimewa

Timothy menuturkan bahwa proses pemulihan atau recovery dalam mengatasi permasalahan pada teknologi merupakan hal sulit. Untuk memiliki recovery yang luar biasa, perbankan harus berani melakukan scenario planning (perencanaan skenario) dan investasi yang sangat besar. 

“Scenario planning ini sangat mahal, kita harus rencanakan dan harus jalankan pemulihannya dengan latihan,” kata Timothy.

Menurutnya, dalam melatih proses pemulihan sistem, bank harus mempunyai rencana yang tepat supaya apabila terjadi masalah mampu diatasi secara cepat. Selain itu, kapabilitas sumber daya manusia (SDM) juga perlu ditingkatkan oleh perbankan.   

Gangguan 

Sebelumnya, pada akhir Februari 2022, aplikasi mobile banking Livin’ by Mandiri sempat mengalami gangguan operasional. Manajemen Bank Mandiri menjelaskan hal ini terjadi karena adanya peningkatan transaksi yang kemudian berdampak pada kenaikan antrean layanan. 

Kemudian pada pekan lalu, layanan Livin’ by Mandiri juga sempat mengalami gangguan. Hal ini kemudian dikeluhkan oleh sejumlah nasabah di media sosial. Akan tetapi, dalam kurang dari 30 menit, perseroan mampu mengurai persoalan tersebut. 

Sementara itu, pada awal Maret 2022, Layanan mobile banking milik BCA juga sempat mengalami gangguan Manajemen BCA menyatakan penyebab M-Banking BCA eror adalah untuk meningkatkan layanan kepada nasabah. 

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin menyebutkan bahwa ada 4 penyebab terkait gangguan pada transaksi digital nasabah. 

Pertama, adanya sistem yang bermasalah. Hal ini sebabkan karena besarnya lalu lintas transaksi di satu saat bersamaan yang tidak seimbang dengan kekuatan bandwidth, sehingga aksesibilitas bermasalah. 

Kedua, adanya infrastruktur, jaringan, daya listrik, dan fungsi pendukung yang tidak bekerja optimal saat terjadi gangguan. “Sehingga perlu waktu lebih untuk sistem pemulihan,” ujarnya. 

Ketiga, muncul disaster recovery plan atau business continuity plan yang tidak bekerja semestinya untuk mencadangkan sistem utama. Keempat, proses maintenance atau development system yang sedang berlangsung, sehingga mengganggu sistem utama. 

Amin mengungkapkan untuk mengantisipasi permasalahan yang terjadi pada layanan m-banking, perbankan harus mampu mengelola keempat penyebab tersebut.  

Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah menilai permasalahan tersebut muncul ketika ada perubahan penggunaan teknologi. “Yang penting bagaimana permasalahan ini bisa segera diatasi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper