Bisnis.com, JAKARTA — Kehadiran super aplikasi atau super apps PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BBTN dinilai akan mempermudah ekspansi kredit pemilikan rumah (KPR) bank pelat merah ini. Kendati demikian, perseroan tidak serta merta akan dengan mudah mendapatkan keuntungan besar.
Wakil Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan layanan kredit perumahan umumnya menyasar kelas menengah usia muda, generasi yang bisa dikatakan sangat adaptif terhadap teknologi.
Dia menilai pendekatan ke nasabah dan calon nasabah dengan super aplikasi, yang saat ini sedang dikembangkan oleh BTN, sudah menjadi kebutuhan. Langkah BTN tersebut, menurut Eko, akan ditiru oleh kompetitor, sehingga ujungnya adalah persaingan di harga.
“Pada akhirnya faktor pricing kredit tetap akan menjadi pertimbangan nasabah. Jadi harus bisa dipastikan bahwa dengan super aplikasi ini layanan lebih mudah, jangkauan lebih luas, dan kredit lebih murah,” kata Eko, Senin (14/2/2022).
Eko berpendapat satu kelebihan BTN saat meluncurkan super apps adalah bank terbilang kuat di segmen KPR di Indonesia. Dalam hal ini BTN memiliki keuntungan merek yang kuat di sektor pembiayaan properti.
Adapun sebelumnya, Direktur Teknologi Informasi BTN Andi Nirwoto mengatakan super aplikasi tersebut sedang diuji coba secara internal. Jika tidak ada halangan, pada tahun ini bank akan meluncurkan super aplikasi khusus properti.
“BTN mengembangkan super apps, tahun ini akan kamu luncurkan. Saat sedang diuji coba untuk internal dan kemudian nanti kami luncurkan ke konsumen,” kata Andi
Andi menuturkan kekuatan digitalisasi perbankan ada tiga yaitu SDM, ekosistem dan teknologi. BTN akan mengkombinasikan tiga pilar tersebut dan membangun ekosistem yang bernama More Gets. Ekosistem tersebut akan menghubungkan konsumen dengan ribuan pengembang.
Dengan super aplikasi yang sedang dikembangkan tersebut, para nasabah nantinya bisa melakukan transaksi untuk membeli rumah, rumah bekas, hingga renovasi rumah. Super aplikasi tersebut nantinya juga memiliki beragam fitur mulai dari pembayaran, pembelian, hingga investasi.
“Di sini kami memikirkan keunggulan di era digital ini untuk 5-10 tahun ke depan,” kata Andi.
Sekadar informasi, BTN membukukan laba bersih sebesar Rp2,37 triliun sepanjang 2021, naik 48,3 persen secara tahunan. Capaian ini ditopang oleh pertumbuhan kredit beserta turunnya rasio kredit bermasalah.
Penyaluran kredit dari emiten bersandi BBTN ini tumbuh 5,66 persen menjadi Rp274,83 triliun. Rasio kredit bermasalah (NPL) Gross turun ke level 3,70 persen dan Net turun dari 2,06 persen ke 1,20 persen.