Bisnis.com, SURABAYA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian optimistis bisa mencapai target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun ini sebesar Rp373,17 triliun atau setara Rp1,2 triliun per hari.
Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Kemenko Perekonomian, Gede Edy Prasetya mengatakan untuk dapat merealisasikan penyaluran KUR tersebut pemerintah terus menyiapkan berbagai infrastruktur dan regulasi terutama bagi UMKM agar lebih mudah mengakses permodalan tersebut.
“Kami akan coba dorong agar regulasi yang dibuat bisa lebih implementatif sehingga proses bisnis dan persaingan lebih sehat, dan tidak ada lagi dusta di antara pinjol [pinjaman online],” katanya dalam virtual Digital SME Confidence Index Report 2nd Half 2021, Rabu (6/4/2022).
Selain itu, lanjutnya, regulasi yang akan dibuat pemerintah bagi akses permodalan UMKM yakni pembiayaan yang murah dengan suku bunga rendah dalam rangka agar eskalasi semakin cepat.
“Pemerintah barang kali juga tidak sendirian untuk bisa memberikan pelayanan pembiayaan kepada masyarakat, tentunya perlu bantuan dan sinergi dari teman-teman perbankan maupun financial technology (fintech), masing-masing punya keunggulan dan kelebihan masing-masing,” jelasnya.
Dia mengatakan melalui sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, diharapkan UMKM tidak hanya tumbuh dan kembali seperti sebelum pandemi, tapi juga supaya UKM lebih berdaya saing tinggi di masa depan.
Baca Juga
“Selain itu, program-program bantuan yang sedang berjalan akan terus berlanjut untuk memastikan pemerataan jangkauan UKM di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Gede menambahkan target penyaluran KUR tersebut juga berseiring dengan target share kredit UMKM dari total kredit agar bisa mencapai 30 persen pada 2024 atau tumbuh dari kondisi saat ini yang masih di bawah 20 persen.
Adapun Digital SME Confidence Index Report yang merupakan laporan rutin pertengahan tahun oleh KoinWorks mencatat bahwa telah terjadi pertumbuhan dan perkembangan UMKM di Indonesia.
KoinWorks melakukan survei kepada lebih dari 2.000 UKM yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Pelaku UKM yang berpartisipasi dalam riset ini terbagi dalam 7 kategori wilayah yakni Sumatra, DKI Jakarta, Jawa, Bali - Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku - Papua.
Hasil riset menunjukkan bahwa angka indeks optimisme UKM digital pada semester II/2021 meningkat sebesar 6 persen dibandingkan periode sama 2021, yaitu dari 2,49 menjadi 2,64
Seiring dampak pandemi yang mulai mereda, bisnis offline mulai mendapatkan popularitasnya kembali. Bisnis dengan penjualan offline memiliki peningkatan penjualan tertinggi sebesar 44 persen pada semester II/2021 (yoy), dan dibandingkan dengan penjualan bisnis online atau bisnis hybrid, yang masing-masing hanya meningkat sebesar 38,2 persen dan 41,9 persen.