Bisnis.com, JAKARTA -- PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) menyampaikan penjaminan kredit usaha rakyat (KUR) dan kredit modal kerja (KMK) program pemulihan ekonomi nasional (PEN) meningkat signifikan di 2021.
Direktur Utama Askrindo Priyastomo memaparkan penjaminan KUR sepanjang 2021 mencapai plafon senilai Rp148,93 triliun atau naik 34,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan penjaminan KMK PEN di 2021 mencapai plafon senilai Rp13,19 triliun atau naik 69,32 persen dibandingkan 2020.
"Alhamdulillah bisnis penjaminan KUR dan KMK PEN ini cukup signifikan naiknya," ujar Priyastomo dalam acara Inspirational Talkshow Askrindo, Senin (4/4/2022).
Lebih lanjut, Priyastomo menuturkan, sektor usaha yang menjadi penyumbang terbesar penjaminan KUR adalah sektor perdagangan. Porsi penjaminan KUR di sektor perdagangan mencapai 45 persen dari total portofolio perseroan, dengan plafon di 2021 mencapai Rp67,15 triliun atau meningkat 22,8 persen dibandingkan 2020.
"Nomor dua portofolio penjaminan Askrindo ada pada bisnis pertanian dan kehutanan dengan portofolio 28,3 persen. Ini sesuai dengan program pemerintah di mana pemerintah menginginkan 2020-2021, peningkatan penjaminan KUR diarahkan untuk meningkatkan bisnis-bisnis segmen produktif," katanya.
Untuk penjaminan KMK PEN, mayoritas portofolionya juga pada sektor perdagangan dengan plafon di 2021 mencapai Rp8,72 triliun atau meningkat 93,7 persen dibandingkan 2020.
Sementara itu, Askrindo mencatat jumlah debitur UMKM KUR yang dijamin mengalami penurunan, yakni dari 3,85 juta di 2020 menjadi 3,78 juta di 2021. Menurut Priyastomo, penurunan ini disebabkan adanya debitur yang naik kelas dan beralih menjadi debitur KMK PEN.
"Mungkin juga selain naik kelas, ada juga program KUR debitur-debitur ini tidak perpanjang programnya, sehingga jumlah debitur turun di 2021," imbuhnya.
Sedangkan jumlah debitur UMKM KMK PEN yang dijamin tercatat mengalami kenaikan menjadi 20.176 di 2021, dari sebelumnya hanya 13.829 di 2020.