Bisnis.com, JAKARTA – Penyaluran kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) hingga Februari 2022 tercatat mengalami peningkatan 10,33 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp830,97 triliun secara bank only.
Sejalan dengan itu, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri telah tumbuh sebesar 10,34 persen yoy menjadi Rp1.003,8 triliun secara bank only.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menuturkan bahwa dari sisi ekspansi kredit, perseroan bakal melakukan penajaman bisnis dengan ditopang peran teknologi di depan melalui integrasi ekosistem bisnis korporasi (wholesale) dan ritel.
“Kami ingin memaksimalkan potensi value chain pada ekosistem nasabah wholesale yang sudah ada,” ujar Rudi kepada Bisnis, Rabu (14/4/2022).
Selain itu, lanjutnya, emiten bank dengan kode saham BMRI ini akan mengoptimalkan potensi bisnis dan sektor unggulan di wilayah secara prudent kepada nasabah, yang ditargetkan dan sesuai dengan risk appetite perseroan.
Menurut Rudi, tujuan dari langkah itu antara lain menjaga pertumbuhan ekonomi dapat berjalan optimal dengan tetap menghasilkan kualitas kredit yang terjaga.
Baca Juga
“Seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi, kami optimis laju pertumbuhan kinerja di kuartal II 2022 dapat terus membaik,” pungkasnya.
Menurut hasil riset Tim Ekonom Bank Mandiri sektor yang memiliki prospek untuk tumbuh pada 2022, antara lain sektor-sektor yang telah mencatatkan pemulihan lebih cepat seperti pertanian, industri pengolahan, pertambangan bijih logam dan perdagangan.
Termasuk beberapa sektor prospektif jangka menengah dan panjang antara lain, telekomunikasi (infrastruktur dan jasa telekomunikasi), utilities (air, gas dan listrik), serta jasa kesehatan.
Sebagaimana diketahui, OJK mencatat realisasi DPK per Februari 2022 meneruskan pertumbuhan dua digit sebesar 11,11 persen secara tahunan, yang didorong oleh kenaikan giro sebesar Rp30,1 triliun.
Sementara itu, penyaluran kredit tumbuh sebesar 6,3 persen. Peningkatan kredit perbankan pada Februari 2022 ditopang oleh kredit UMKM, ritel dan korporasi dengan kenaikan masing masing sebesar 8,75 persen serta 5,83 persen.