Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan reasuransi PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif pada 2021, dengan perolehan laba bersih (NPAT) senilai Rp26,86 miliar.
Presiden Direktur Tugure Adi Pramana menjelaskan bahwa realisasi ini tercatat tumbuh sekitar 93,51 persen (year-on-year/yoy) bila dibandingkan NPAT periode 2020, yang ketika itu tercatat sebesar Rp13,88 miliar.
"Capaian positif tersebut tidak terlepas dari upaya kami menyeimbangkan portofolio bisnis, khususnya untuk lini reasuransi umum. Di tengah pandemi Covid-19, kami mengatur kembali portofolio bisnis sehingga lebih seimbang," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (19/4/2022).
Contohnya, Tugure mengubah portofolio bisnis pada asuransi kebakaran atau properti yang pada periode 2021 komposisinya lebih berimbang dibandingkan lini bisnis lainnya.
Selain itu, Adi mengungkap bahwa pihaknya juga aktif mengantisipasi dampak pandemi pada sejumlah lini bisnis asuransi, khususnya asuransi kredit.
Hasilnya, tahun lalu, Tugure mencatatkan premi bruto senilai Rp2,26 triliun dengan lebih dari 50 persen pendapatan tersebut berasal dari bisnis fakultatif di reasuransi umum.
Baca Juga
Sebagai gambaran, lini bisnis Facultative Financial Risk Tugure mencatatkan pertumbuhan hingga 8 persen (yoy), sementara Facultative Casualty & Energy meningkat 6 persen (yoy).
Adapun, lini Facultative Marine & Aviation membukukan premi bruto sebesar 87 persen (yoy) dibanding tahun lalu. Terakhir, Facultative Property & Engineering membukukan pertumbuhan premi bruto paling moncer, yaitu sebesar 26 persen (yoy) dibanding tahun lalu.
Sementara itu, premi bruto dari bisnis treaty meningkat 15 persen (yoy) dibandingkan tahun lalu, serta lini reasuransi jiwa menyumbangkan premi bruto sebesar 76 persen (yoy) dibanding tahun lalu.
Terkini, pertumbuhan laba setelah pajak Perseroan pada 2021 itu ditopang oleh hasil underwriting senilai Rp1,18 miliar dan hasil investasi Rp109,89 miliar. Di sisi lain, jumlah beban usaha tercatat sebesar Rp93,22 miliar atau turun 16,83 persen (yoy) dibandingkan periode 2020 yang tercatat senilai Rp112,08 miliar.
Adi menjelaskan lebih lanjut terkait hasil underwriting yang masih bisa moncer, sebab buah strategi lebih waspada dan selektif, khususnya kepada industri-industri yang berpotensi terdampak pandemi Covid-19.
Di samping itu, Adi mengatakan capaian itu menunjukkan keberhasilan upaya jangka panjang perseroan untuk merubah pola pencadangan menjadi lebih konservatif sejak 2019.
"Saat pandemi, pendapatan menurun, tetapi cadangan yang lebih konservatif itu bisa menutupi pengurangan pendapatan pada 2020," tambah Adi.
Dari sisi investasi, Adi menjelaskan perseroan seringkali memanfaatkan momentum kenaikan nilai instrumen-instrumen investasi tertentu pada 2020 dan 2021, sehingga pendapatan investasi pada periode tersebut bisa memberikan hasil yang cukup baik.
Adapun, aset Tugure pada akhir 2021 tercatat senilai Rp4,35 triliun dengan total investasi mencapai Rp2,07 triliun.
Tingkat solvabilitas (risk based capital/RBC) Tugure pada akhir 2021 mencapai 230 persen, meningkat dari 226 persen per 31 Desember 2020.
Alhasil, Tugure masih mampu lebih baik ketimbang kinerja industri secara umum yang berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Desember 2021, industri reasuransi secara kumulatif mencatatkan rugi setelah pajak senilai Rp610,28 miliar.
Berdasarkan data OJK, premi bruto industri reasuransi pada 2021 turun 16,35 persen menjadi Rp18,85 triliun dengan pendapatan underwriting tumbuh 8,88 persen menjadi Rp10,39 triliun.
Otoritas juga mencatat total aset industri reasuransi pada 2021 bertumbuh 6,54 persen menjadi Rp28,75 triliun, sedangkan total investasinya menurun 0,24 persen menjadi Rp15,25 triliun.
Penguatan Internal dan Tata Kelola Kinerja positif tersebut tidak lepas dari upaya Tugure dalam menerapkan strategi penguatan internal dan tata kelola perusahaan di setiap divisi.
Adi mencontohkan Group Human Resources Department (HRD) & General Services Tugure pada 2021 antara lain mendorong Restrukturisasi Group kerja yang lebih lincah dan mengedepankan teknologi informasi.
Group Corporate Secretary, sambung dia, memastikan dilaksanakannya Tata Kelola bagi Pemegang Saham, Direksi dan Komisaris, memastikan layanan hukum di Perseroan serta mempertahankan branding positif Perseroan.
"Group Compliance juga telah melaksanakan hal-hal, antara lain penguatan atas pemenuhan kebijakan sesuai regulasi dan kepatuhan dalam pelaporan kepada OJK serta peningkatan budaya patuh melalui sosialisasi dan campaign kepatuhan, dan meningkatkan Risk Awareness di seluruh lini perusahaan," jelasnya.
Sementara itu, Group IT Tugure pada 2021 antara lain mengembangkan aplikasi termasuk untuk menyelesaikan modul-modul guna percepatan Integrasi Proses dan akurasi data yang proper.
Di samping memacu kinerja dan memperkuat tata kelola, Adi menambahkan Tugure juga terus merealisasikan program tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) secara berkesinambungan mengacu pada implementasi SGD’s.
"Walaupun belum semua aspek kami jalankan, namun kami berkomitmen akan terus meningkatkan poin-poin tersebut," tutupnya.