Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tembus Rp6,5 Triliun pada 2021, Home Credit Bidik Tumbuh Dobel Digit Tahun Ini

Animesh menjelaskan bahwa salah satu penopang capaian positif ini, terutama berkah upaya Home Credit di Tanah Air masih memegang ciri khas terus memperkuat kemitraan dengan brand dan merchant offline di sektor ritel.
Direktur Utama Home Credit Animesh Narang/Bisnis.com-Aziz R
Direktur Utama Home Credit Animesh Narang/Bisnis.com-Aziz R

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan Home Credit Indonesia (Home Credit) optimistis mampu melanjutkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan signifikan pada tahun ini, didorong pemulihan ekonomi nasional dan momentum Lebaran. 

Penyaluran Home Credit pada tahun lalu tepatnya senilai Rp6,5 triliun, atau meningkat sebesar 5 persen (year-on-year/yoy) ketimbang capaian periode 2020 senilai Rp6,2 triliun. Ponsel atau smartphone menjadi penyumbang terbesar, dengan porsi 63 persen dari total kontrak pembiayaan. 

Direktur Utama Home Credit Animesh Narang menjelaskan bahwa pihaknya masih optimistis persentase pertumbuhan pada tutup buku periode ini akan lebih besar, setidaknya menembus double digit. 

"Kami masih optimistis, karena melihat tren positif di awal tahun ini. Selain itu, kami pun masih bisa tumbuh walaupun tahun lalu terdampak masa sulit di masa-masa pandemi Covid-19 [varian] Omicron yang membuat daya beli masyarakat anjlok," ujarnya dalam diskusi terbatas bersama media, Selasa (19/4/2022). 

Sebagai gambaran, khusus kuartal I/2022, Home Credit berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp1,69 triliun atau tercatat tumbuh 10 persen (yoy) dibandingkan capaian kuartal I/2021, yang ketika itu senilai Rp1,54 triliun. 

Animesh menjelaskan bahwa salah satu penopang capaian positif ini, terutama berkah upaya Home Credit di Tanah Air masih memegang ciri khas terus memperkuat kemitraan dengan brand dan merchant offline di sektor ritel, di samping juga memiliki layanan berbasis daring alias online. 

"Kita tidak bisa pungkiri bahwa transaksi lewat online bertumbuh begitu cepat dan sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Tapi jangan lupa bahwa masyarakat Indonesia masih butuh pergi ke toko, memegang barangnya, dan human experience," tambahnya. 

Animesh mencontohkan transaksi ponsel, gadget, dan elektronik pun masih sekitar 80 persen berasal dari toko offline. Baru 20 persen yang berasal dari platform dagang-el (e-commerce). 

Oleh sebab itu, Home Credit telah menggandeng peritel terkemuka baik offline dan online, di antaranya Erafone, Informa, Electronic City, Hypermart, Lotte Mart, ACE Hardware, Gramedia, dan marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak, Blibli, dan lain-lain.

Saat ini, Home Credit telah hadir di 200 kota dengan lebih dari 21.000 mitra toko. Strategi ini membawa Home Credit mampu mencapai 5,5 juta pelanggan per akhir Maret 2022 dari sejak hadir pertama kali hadir di Indonesia pada 2013.

Turut hadir, Staf Ahli Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (HIPPINDO) Yongky Susilo mengungkap bahwa situasi bisnis saat ini sudah menunjukkan perbaikan yang signifikan, bahkan mulai mengarah ke situasi sebelum pandemi Covid-19. 

"Aktivitas bisnis offline seperti di pusat-pusat perbelanjaan yang sempat turun drastis pada dua tahun pertama pandemi, kini mulai memperlihatkan berbagai tanda pre-pandemic normalcy. Perbaikan tersebut cenderung semakin terakselerasi pada Ramadan 2022," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper