Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank BTN (BBTN) Raup Laba Rp774 Miliar, Naik 24 Persen Kuartal I/2022

Berdasarkan publikasi di harian Bisnis Indonesia, Jumat (22/4/2022), kenaikan laba bersih BBTN ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 28,8 persen menjadi Rp3,57 triliun.
Pengunjung mencari informasi di stan Bank BTN pada pameran Indonesia Properti Expo (IPEX) 2020 di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (15/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengunjung mencari informasi di stan Bank BTN pada pameran Indonesia Properti Expo (IPEX) 2020 di JCC Senayan, Jakarta, Sabtu (15/2/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp774,42 miliar pada kuartal I/2022, naik 23,89 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021.

Berdasarkan publikasi di harian Bisnis Indonesia, Jumat (22/4/2022), kenaikan laba bersih emiten bank dengan kode saham BBTN ini ditopang oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang tumbuh 28,8 persen menjadi Rp3,57 triliun.

Sementara itu, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) tercatat mengalami peningkatan dari 3,31 persen pada kuartal I/2021 menjadi 4,29 persen pada periode tahun ini.

Dari sisi penyaluran kredit, Bank BTN turut mencatatkan kinerja positif. Kredit yang disalurkan perseroan pada kuartal pertama tahun ini sebesar Rp248,89 triliun atau naik tipis dibandingkan posisi Desember 2021, yakni Rp247,28 triliun.

Sementara itu, total raihan dana pihak ketiga (DPK) perseroan mengalami penurunan dari Rp295,97 triliun pada Desember 2021 lalu menjadi Rp290,53 triliun pada kuartal I/2022.

Total aset Bank BTN sepanjang tiga bulan pertama tahun ini juga mengalami penurunan tipis sebesar 1,17 persen atau dari Rp371,86 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp367,51 triliun.

Sebagaimana diketahui, Bank BTN secara optimistis membidik pertumbuhan penyaluran kredit pada 2022 sebesar 9 persen hingga 11 persen. Pertumbuhan kredit akan sejalan dengan peningkatan laba yang dipatok 11 persen – 13 persen, serta kenaikan aktiva produktif.

“Kurang lebih 9 persen – 11 persen itu sejalan dengan pertumbuhan net income. Bagaimana caranya? Pada 2021 kami telah berupaya menurunkan biaya bunga dan itu berhasil. Pada 2022, akan kami lanjutkan,” ujar Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo, awal Februari lalu.

Menurutnya, penurunan suku bunga tidak semata-mata mengurangi value kepada para penabung, tetapi diharapkan mampu menambah nilai berkat kehadiran fitur-fitur baru di dalam aplikasi mobile banking perseroan.

Selain itu, Bank BTN akan mendorong peningkatan penabung baru dan ritel, sehingga secara keseluruhan mampu menurunkan biaya bunga.

Tahun ini, BBTN memproyeksikan DPK dapat tumbuh sejalan dengan kredit yakni di kisaran 9 persen – 11 persen. Sementara itu, NIM dipatok mencapai 4 persen lebih dan biaya dana (cost of fund/CoF) dijaga di bawah 3,2 persen.

Dari sisi rasio profitabilitas, perseroan menargetkan Return on Asset (RoA) berada di level 0,9 persen hingga 1 persen, dan Return on Equity (RoE) di kisaran 13 persen – 14 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dionisio Damara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper