Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Sahabat Sampoerna mengkaji berbagai opsi, termasuk penawaran umum perdana (initial public offering/IPO), untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum bank Rp3 triliun pada tahun ini.
Setelah Xendit masuk sebagai salah satu pemegang saham, Bank Sampoerna mengeklaim memiliki modal sebesar Rp2,5 triliun. Artinya kurang Rp500 miliar lagi untuk memenuhi ketentuan yang ditetapkan regulator.
Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan perseroan memiliki banyak opsi untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun pada tahun ini.
Salah satu opsi yang sedang dikaji perusahaan adalah dengan melakukan IPO.
“Untuk memenuhi Rp500 miliar, opsi IPO juga terbuka untuk dilakukan,” kata Henky di Jakarta, Rabu (27/4/2022).
Henky mengatakan saat ini para pemangku kepentingan sedang membahas mengenai langkah yang akan diambil untuk memenuhi modal inti.
Selain IPO, lanjutnya, opsi lain yang dapat dilakukan ada dengan menerima suntikan modal dari shareholder.
“Pintu saya buka semuanya biar shareholder yang memutuskan,” kata Henky.
Sebelumnya, perusahaan teknologi finansial, Xendit, resmi menjadi pemegang saham minoritas di PT Bank Sahabat Sampoerna.
Xendit Pte. Ltd menggenggam 14,96 persen saham Bank Sampoerna. Pemegang saham mayoritas, PT Sampoerna Investama terdilusi menjadi 64,24 persen. Kepemilikan PT Cakrawala Mulia Prima (bagian dari Alfa Group) juga ikut tergerus menjadi 14,28 persen.
Pemegang saham lainnya, Abakus Pte. Ltd., Sultan Agung Mulyani, Ekadharmajanto Kasih dan Yan Peter Wangkar, masing-masing, kini memiliki 2,55 persen, 2,49 persen, 0,79 persen, dan 0,69 persen saham Bank Sampoerna.