Bisnis.com, JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Jago Tbk. (ARTO) atas kinerja 2021 menyetujui laporan keuangan perseroan yang disusun oleh direksi dan komisaris.
Selain keputusan persetujuan atas laporan keuangan itu, pemegang saham juga membahas laporan dan menyetujui pertanggungjawaban realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (IPO). Rapat juga menetapkan besar dan jenis gaji dan tunjangan untuk direksi serta menetapkan besarnya honorarium dan tunjangan untuk dewan komisaris pada tahun buku 2021 dan 2022.
Terakhir, RUPST Bank Jago menyetujui penunjukan kantor akuntan publik (KAP) yang akan melaksanakan audit laporan keuangan perseroan untuk tahun buku 2022.
“Kami berterima kasih kepada para pemegang saham yang telah mendukung pencapaian bisnis Bank Jago sepanjang 2021,” ungkap Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan Bank Jago, Tjit Siat Fun dalam keterangan tertulis, Rabu (11/5/2022).
Hingga kuartal I/2022, Bank Jago menyalurkan kredit dan pembiayaan syariah sebesar Rp6,14 triliun atau meningkat 376 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,29 triliun.
Jago Syariah yang baru diluncurkan pada September 2021, telah berkontribusi optimal dengan nilai pembiayaan sebesar Rp2,4 triliun pada akhir kuartal I/2022.
Baca Juga
Sementara itu dari lantai bursa pada perdagangan hari ini (11/5), saham ARTO kembali terjerembab ke level auto rejection bawah (ARB) dengan melemah 700 poin menjadi Rp9.400 per lembar. Level harga ini membawa kinerja harga saham ARTO sepanjang tahun berjalan (ytd) anjlok -45,74 persen.
Pada periode yang sama, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 340 persen menjadi Rp4,21 triliun. Jumlah nasabah funding hingga akhir Maret 2022 mencapai 2,3 juta nasabah, meningkat 71 persen dibandingkan akhir 2021 yang tercatat 1,4 juta nasabah.
Aplikasi Jago mendorong peningkatan pendanaan hingga mendominasi DPK. Dana murah atau current account savings account (CASA) meningkat 817 persen secara tahunan (year-on-year /yoy) menjadi Rp2,29 triliun, sedangkan deposito tumbuh 172 persen menjadi Rp1,92 triliun.
Dengan demikian porsi CASA terhadap total DPK Bank Jago pada akhir Maret 2022 meningkat menjadi 54,4 persen dan deposito turun ke level 45,6 persen.
Return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) meningkat menjadi masing-masing sebesar 0,8 persen dan 1 persen. Tingkat efisiensi juga meningkat tecermin dari cost-to-income ratio (CIR) yang turun dari 229 persen pada kuartal I/2021 menjadi 74 persen pada kuartal I/2022.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross terjaga di level 1,5 persen dan NPL nett berada di level 0,4 persen. Rasio tersebut jauh di bawah rata-rata industri perbankan nasional.
Untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan, Bank Jago memiliki rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang kuat, yakni sebesar 131 persen pada akhir Maret 2022. Hingga akhir Maret 2022, Bank Jago mencatatkan total aset sebesar Rp12,82 triliun, tumbuh 39 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.