Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Bank Digital (ARTO, BBHI & BNBA) Masih Tertekan ke Zona Merah

Saham BNBA pada perdagangan hari ini sempat menyentuh level terendah dalam tahun berjalan.
Ultimate Shareholder PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) Chairul Tanjung memberikan keterangan pers usai rights issue Allo Bank di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (11/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Ultimate Shareholder PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) Chairul Tanjung memberikan keterangan pers usai rights issue Allo Bank di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (11/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak dua emiten bank digital yakni PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) terpantau kembali masuk zona merah pada pembukaan perdagangan Rabu (18/5/2022).

Saham ARTO misalnya, dibuka merosot ke 7.075 per lembar. Level harga terendah dalam 1 tahun terakhir atau menyamai level harga awal Februari 2021. Meski sempat terlempar, saham ARTO pada pukul 09.08 WIB telah membalik dari level terlemahnya ke posisi Rp7.325 per lembar atau merosot 3,62 persen.

Pelemahan ini melanjutkan pelemahan sejak akhir Januari 2022 ketika ARTO mencapai rekor harga tertinggi sepanjang masa di level Rp19.500 per lembar.

Harga saham ARTO ditutup melemah Rp7.600 per saham atau turun 550 poin, dari sebelumnya ditutup di harga Rp8.150 per saham. Adapun, saham ARTO dibuka melemah di harga Rp8.000 per saham pada perdagangan Selasa (17/5/2022).

Pada perdagangan kemarin, saham Bank Jago bergerak di rentang Rp7.600-Rp8.000 per saham. Volume yang diperdagangkan mencapai 6,05 juta saham dengan turnover senilai Rp46 miliar. Dengan demikian, market cap yang dimiliki saham ARTO sebesar Rp105,31 triliun.

Nasib yang tidak jauh berbeda dialami oleh BBHI, bank digital besutan orang terkaya Indonesia Chairul Tanjung berkolaborasi dengan Bukalapak.com (BUKA) itu sempat anjlok ke Rp4.930 pada pembukaan. Meski demikian pada 9.13 WIB, harga saham perusahaan perlahan melawan pelemahan dengan bertengger di level Rp5.025 per lembar atau merosot 5.19 persen.

Selain itu bank digital BNBA juga di zona merah dan berada di daftar top losers pada awal perdagangan Rabu ini. Saham BNBA merosot ke level terendah tahun ini dilevel Rp1.520 per lembar sebelum kembali menguat menjadi Rp1.600 pada pukul 9.15 WIB.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sehari sebelumnya atau Selasa (17/5/2022), saham BNBA berada di urutan kedua top losers dengan penurunan paling dalam dengan koreksi mencapai 6,98 persen.

Saham BNBA menutup perdagangan di harga Rp1.600 per saham atau turun 120 poin, dari sebelumnya ditutup di harga Rp1.720 per saham.

Jika dipantau, sepanjang perdagangan kemarin, saham BNBA bergerak di rentang Rp1.600-Rp1.770 per saham. Sementara itu, volume yang diperdagangkan sebanyak 2,17 juta dengan turnover senilai Rp3,66 miliar. Adapun market cap atau kapitalisasi pasar yang dimiliki saham BNBA menjadi Rp4,44 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper