Bisnis.com, JAKARTA – Dua entitas bank yang masuk dalam Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 3, yakni PT Bank OCBC NISP Tbk. dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) saling adu strategi guna menggenjot pertumbuhan di sektor perumahan.
Kredit pemilikan rumah (KPR) di industri perbankan kembali menembus level pertumbuhan hingga digit ganda pada kuartal I/2022. Pembiayaan rumah menjadi segmen kredit yang mampu bertahan di zona positif dalam 2 tahun terakhir.
Prospek penyaluran KPR juga diperkirakan masih menjadi tumpuan di segmen kredit konsumsi. Kondisi ini membuat perbankan menyiapkan berbagai program, khususnya debitur milenial.
Customer Solutions Retail Loan Division Head OCBC NISP Rudy Sutjiawan mengatakan berdasarkan data Kementerian PUPR, milenial yang mencapai 60 persen dari total populasi Indonesia memprioritaskan rumah berkualitas dan terintegrasi dengan simpul transportasi umum.
Menyikapi kondisi itu, lanjutnya, OCBC NISP menggulirkan program bertajuk KPR Easy Start. Dalam program ini, usia tidak jadi pembatas. Perseroan mematok usia minimum nasabah yang dapat mengajukan KPR adalah 21 tahun hingga 45 tahun.
Selain itu, plafon kredit yang disiapkan oleh emiten bank berkode NISP ini mencapai Rp5 miliar dengan penghasilan mulai dari Rp3 juta. Rudy menambahkan skema cicilan juga dibuat terjangkau dan bertingkat.
“Untuk terus mendorong pertumbuhan ritel khususnya KPR, Bank OCBC NISP menawarkan suku bunga mulai dari 2,81 persen p,a untuk masa fixed 1 tahun dan 3,81 persen p,a untuk masa fixed 2 dan 3 tahun, berlaku hingga 31 Mei 2022,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (21/5).
Rudy menambahkan perseroan juga mencatat peningkatan minat anak muda, khususnya generasi Z untuk memiliki hunian terlihat pada peningkatan penyaluran KPR. Pada kuartal I/2022, KPR perseroan naik double digit, utamanya melalui produk KPR Easy Start.
Sementara itu, CIMB Niaga kembali meluncurkan program KPR Xtra Manfaat yang memberikan benefit berupa angsuran lebih ringan atau lunas lebih cepat, serta bunga bisa mencapai nol rupiah.
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi menuturkan salah satu faktor utama yang menjadi pertimbangan nasabah saat akan membeli properti dengan fasilitas KPR yaitu angsuran ringan.
“Oleh karena itu, kami menambahkan benefit tersebut ke dalam KPR Xtra Manfaat sehingga nasabah memiliki opsi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi finansial masing-masing,” ujarnya.
Noviady menjelaskan, perseroan telah menyiapkan program pricing KPR yang kompetitif. Saat ini, BNGA menyediakan bunga dan masa angsuran tetap yang lebih panjang, mulai dari 6,5 persen fixed 8 tahun atau 7 persen fixed 10 tahun.
Setelah periode fixed tersebut, lanjutnya, berlaku bunga floating dengan acuan suku bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) +6,5 persen.
“Skema tersebut membuat nasabah lebih tenang, karena jumlah angsuran yang pasti dengan periode fixed yang lebih lama [8 atau 10 tahun], serta acuan yang jelas pada saat memasuki masa floating, sehingga nasabah dapat mengatur cash flow lebih baik,” tuturnya.
Dia juga menambahkan bahwa penyaluran KPR ke segmen milenial mengalami peningkatan dari periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar 30 persen yoy pada kuartal I/2022.
PROSPEK CERAH
Di tengah maraknya bank menggulirkan program KPR, kalangan ekonomi melihat bahwa prospek penyaluran kredit perumahan ke segmen milenial memiliki prospek cerah.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda menilai KPR segmen milenial akan mengalami peningkatan yang dipicu merebaknya perumahan-perumahan dan program-program yang memang mengincar pangsa pasar milenial.
“Milenial sejatinya punya cukup modal untuk mempunyai rumah, namun memang preferensi membelinya rendah,” pungkasnya.
Selain itu, lanjut Huda, tren work from home atau work from anywhere (bekerja dari mana saja) juga melanda pekerja milenial. Kendati demikian, milenial dinilai tetap membutuhkan rumah untuk jangka panjang, sehingga permintaan KPR di segmen ini bakal meningkat.
Baca Juga : Janji BNI (BBNI) dengan Akuisisi Bank Mayora |
---|
Di samping itu, Huda melanjutkan bahwa pengembangan perumahan juga menekan biaya cukup dalam untuk menggaet pangsa pasar milenial, di mana mereka tidak butuh akses dekat kota melainkan dekat dengan transportasi publik.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Amin Nurdin melihat beberapa bank besar, baik bank BUMN, swasta, dan bank pembangunan daerah (BPD) yang fokus menggarap KPR untuk segmen milenial menunjukkan kinerja yang cukup baik.
“Terlebih hasrat anak anak muda zaman sekarang terhadap investasi masa depan cukup baik, sehingga pertumbuhan KPR di segmen milenial akan bagus,” kata Amin.