Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menyampaikan bahwa Bank Indonesia (BI) perlu menaikkan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada bulan ini.
Sebagaimana diketahui, BI akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Selasa (24/5/2022).
“Saya memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan pada bulan ini,” katanya kepada Bisnis, Senin (23/5/2022).
Menurutnya, akan ada risiko BI behind the curve jika BI terus menunda menaikkan suku bunga acuan di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.
Piter mengatakan, pertimbangan pertama yaitu karena the Fed, Bank Sentral Amerika Serikat (AS), telah menaikkan suku bunga dan diperkirakan ke depan akan lebih agresif dalam menaikkan suku bunga untuk merespons lonjakan inflasi di negara itu.
Kedua, inflasi di dalam negeri telah meningkat cukup signifikan dan diperkirakan kenaikan inflasi akan terus berlanjut. Bahkan menurut Piter, tingkat inflasi berpotensi melewati target BI dan pemerintah.
Baca Juga
Adapun, pada April 2022, tingkat inflasi tercatat telah mencapai level 3,47 persen secara tahunan dan inflasi inti meningkat ke level 2,6 persen secara tahunan.
Ketiga, nilai tukar rupiah terus tertekan sejak pemerintah melarang ekspor CPO dan sempat menyentuh level terendah di kisaran Rp14.700.
“Saya perkirakan BI akan menaikkan suku bunga 25 basis poin dan selanjutnya mengikuti kenaikan suku bunga the Fed,” jelas Piter.
Dia memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin secara total hingga mencapai level 4,25 persen pada tahun ini.
“Itu masih cukup rendah dan bisa mendukung pemulihan ekonomi,” katanya.