Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) mengupayakan untuk menekan kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) hingga sejajar dengan bank-bank lainnya di Tanah Air dalam waktu 3 tahun. Adapun upaya terdekat yang akan dilakukan adalah dengan menjual sukuk dan efek aset beragunan.
Chief Financial Officer KB Bukopin Seng Hyup Shin mengatakan dibandingkan dengan bank-bank konvensional lainnya kredit NPL KB Bukopin masih terlalu tinggi.
Sekadar informasi, pada kuartal I/2022 rasio kredit bermasalah gross KB Bukopin sebesar 11,76 persen, naik 213 bps dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 9,63 persen. Sementara itu, kredit bermasalah net stagnan pada level 4,95 persen.
“Salah satu strategi yang kami lakukan saat ini kami sedang melakukan uji tuntas (due diligence) dengan mitra-mitra dan setelah uji tuntas akan kami lakukan konsolidasi terkait langkah-langkah untuk menekan bad loan,” kata Shin di Jakarta, Rabu (25/5/2022).
Dia belum dapat memberi tahu nilai terkait kredit yang akan direstrukturisasi. Nilai-nilai tersebut baru akan diumumkan setelah proses uji tuntas selesai.
Selain melakukan uji tuntas, rencananya KB Bukopin juga akan menjual NPL melalui skema sukuk dan melalui skema efek beragunan aset (asset backed securities) yang akan dilakukan tahun ini.
Shin tidak menyebutkan kapan tepatnya aksi korporasi dieksekusi. Dia hanya menekankan bahwa perusahaan terus berupaya agar memiliki rasio-rasio yang sama dengan bank-bank di Indonesia.
“Kedua skema tersebut akan diimplementasikan tahun ini,” kata Shin.