Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Bos OJK Atas Pertumbuhan Kredit 2023

OJK menargetkan pertumbuhan kredit perbankan nasional mencapai 8,5 persen pada 2023.
Layar menampilkan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso saat berbicara di acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2022 secara virtual di Jakarta, Rabu (15/12/2021). Bisnis/Abdurachman
Layar menampilkan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso saat berbicara di acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2022 secara virtual di Jakarta, Rabu (15/12/2021). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pertumbuhan kredit perbankan nasional akan mencapai 8,5 persen pada 2023.

Perkiraan ini relatif moderat karena target pada 2022 yakni sebesar 7,5 persen. Namun capaian ini di atas kredit 2019 atau sebelum pandemi yang tumbuh 6,08 persen. 

“Kondisi 2023, kami perkirakan akan tetap membaik, yaitu dengan kami prediksikan pertumbuhan kredit akan berada di 8,5 persen. Itu bisa bias ke atas ke bawah sekitar 1 persen,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso saat rapat bersama Komisi XI DPR, Selasa (31/5/2022).

Berdasarkan data OJK, kredit perbankan pada April 2022 tumbuh 9,10 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp5.981 triliun.

Wimboh mengatakan kredit UMKM dan korporasi menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit pada April 2022, yakni masing-masing tumbuh 16,75 persen yoy dan 10,13 persen yoy. Sementara itu, kredit konsumsi tumbuh 6,45 persen yoy pada April 2022.

“Kredit korporasi [tumbuh] di luar dugaan, per April kemarin sudah tembus 10,13 persen yoy. Ini yang sebenarnya yang kemarin tahun-tahun sebelumnya kita sangat pesimis karena selalu tumbuhnya agak lambat,” ucapnya.

Selain kredit, OJK juga memasang target pertumbuhan pada dana pihak ketiga (DPK) sebesar 7,5 persen pada 2023, bisa ke atas 1 persen dan ke bawah 1 persen.

Adapun, per April 2022, OJK mencatat DPK mengalami pertumbuhan sebesar 10,11 persen yoy menjadi Rp7.486 triliun, dengan giro yang tumbuh 18,05 persen yoy, tabungan sebesar 15,86 persen yoy, dan deposito mencapai 0,65 persen yoy.

Lebih lanjut, Wimboh menjelaskan target tersebut didukung dengan adanya serangkaian kebijakan yang akan OJK lanjutkan di 2023 mendatang, terutama kebijakan restrukturisasi kredit.

“Tentunya ada evaluasi lebih lanjut, terutama restrukturisasi Covid-19 tetap kami lanjutkan. Kami tetap mendorong perbankan dan sektor jasa keuangan untuk lebih efisien dengan skala yang lebih baik dengan konsolidasi tetap kami lanjutkan,” jelasnya.

Tak hanya itu, OJK juga akan mendorong sektor jasa keuangan untuk memperluas produk digital sehingga akses keuangan lebih luas.

Di samping itu, Wimboh menyatakan pihaknya tetap memperhatikan kredit UMKM dalam satu ekosistem klaster dengan menggunakan digital agar bisa menjadi penopang perekonomian nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper