Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menyampaikan sisa restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 per April 2022 mencapai Rp138,57 triliun. Besaran kredit restrukturisasi di BRI ini turun 44,41 persen dibandingkan dengan total akumulasi yang dibukukan perseroan akibat Covid-19 sebesar Rp249,33 triliun.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan per akhir April 2022 tercatat restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 di BRI telah turun sebesar Rp110,75 triliun. “BRI optimistis angka restrukturisasi Covid-19 akan terus menurun seiring dengan pulihnya aktivitas sosial dan ekonomi,” kata Aestika kepada Bisnis, Kamis (2/6/2022).
Aestika mengatakan sebagai upaya antisipasi BRI menghadapi berakhirnya masa restrukturisasi, perseroan telah menyiapkan strategi soft landing dengan meningkatkan pencadangan dan melakukan percepatan terhadap nasabah-nasabah yang saat ini masih berstatus performing didowngrade di portofolio Covid-19.
Baca Juga
“Khususnya di segmen Mikro dan segmen Korporasi,” kata Aestika.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat terdapat sejumlah bank masih dalam proses restrukturisasi kredit terdampak Covid-19. Adapun, OJK memproyeksikan kredit restrukturisasi Covid-19 mencapai Rp606,39 triliun per April 2022.
“Proyeksi sementara di April ini kredit restrukturisasi Covid-19 masih ada Rp606,39 triliun. Ini sudah jauh dari angka pertama yang sampai titik tertinggi hampir Rp1.000 triliun di 2020,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.