Bisnis.com, JAKARTA - Dua platform penyalur kredit milik Grup Akulaku mengaku diuntungkan atas aksi korporasi induk usaha terhadap platform penyedia layanan digital know-your-customer (e-KYC) PT Inovasi Kredit Indonesia atau iTruzz.
Sebagai informasi, grup perusahaan teknologi terafiliasi Alibaba ini memiliki multifinance PT Akulaku Finance Indonesia dan fintech P2P lending PT Pintar Inovasi Digital atau Asetku. Di samping itu, Akulaku juga memiliki e-commerce dengan nama serupa, dan kepemilikan saham di PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB).
Adapun, Grup Akulaku tercatat resmi merealisasikan pengambilalihan atas 60 persen saham iTruzz melalui entitas PT Pintar Belanja Indonesia pada awal Juni 2022, dengan nilai aksi korporasi yang tidak disebutkan.
Presiden Direktur Akulaku Finance Indonesia Efrinal Sinaga mengungkap bahwa masuknya iTruzz menjadi keluarga besar Akulaku akan bermanfaat buat lembaga keuangan bagian grup, termasuk pihaknya sebagai penyedia kredit digital dan pemain paylater.
"Akulaku Finance sendiri sudah sejak awal menggunakan ekosistem tersendiri untuk e-KYC dan credit scoring, sejalan dengan model bisnis kami yang full digital. Tapi kemampuan iTruzz ke depannya bisa sangat berguna buat Akulaku dan lembaga keuangan yang membutuhkan," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (9/6/2022).
Sebagai informasi, iTruzz sendiri tercatat telah memiliki legalitas untuk beroperasi lewat terdaftar di Kementerian Komunikasi dan Informatika, juga sebagai inovasi keuangan digital (IKD) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) klaster Autentifikasi Transaksi Digital.
Baca Juga
Selain itu, iTruzz juga telah menjadi anggota Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), sebagai enabler lewat kemampuan e-KYC berbasis artificial intelligence untuk membantu lembaga jasa keuangan seperti fintech, multifinance, perbankan dan institusi finansial lainnya dalam melakukan proses verifikasi terhadap pengguna.
Dalam pengenalannya, iTruzz menyebut teknologinya dapat membantu partner lembaga keuangan dalam meminimalisir resiko terjadinya kredit macet, yang kerap kali disebabkan oleh aktivitas fraud atau tindakan kriminal lainnya.
Sementara itu, mewakili fintech P2P lending milik Grup Akulaku, Chief Risk Officer Asetku Jimmi Adhe Kharisma sepakat bahwa iTruzz akan memperkuat kemampuannya sebagai penyalur pinjaman dana tunai.
"Asetku juga punya banyak pengguna yang beririsan dengan entitas grup Akulaku, termasuk para lembaga keuangannya. Kedatangan e-KYC dan credit scoring yang lebih canggih, tentu akan memperkuat kemampuan kami. Karena sampai sekarang kami pun profiling pengguna bukan hanya dengan teknologi milik sendiri, tapi juga dilengkapi dengan layanan-layanan pihak ketiga," jelasnya.
Sebagai informasi, tahun lalu Akulaku Finance mencatatkan pembiayaan baru mencapai Rp9,5 triliun. Tahun ini, Akulaku Finance membidik mampu menyalurkan Rp11 triliun, di mana pada kuartal I/2021 telah terealisasi lebih dari Rp3 triliun.
Sementara Asetku sampai saat ini telah menyalurkan pinjaman Rp42,1 triliun sejak berdiri dengan peminjam (borrower) telah mencapai 13 juta entitas. Adapun, penyaluran tahun ini baru terealisasi Rp300 jutaan. Jumlah outstanding tersisa saat ini Rp94,7 miliar dari 8,1 juta borrower aktif.