Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Kripto dan Saham Bergejolak, Teori Pemenang Nobel Ini Bisa Digunakan!

Diversifikasi aset menjadi strategi manajemen risiko yang direkomendasikan di tengah gejolak di aset kripto dan pasar saham saat ini.
Ilustrasi sistem blockchain apa aset kripto/Istimewa
Ilustrasi sistem blockchain apa aset kripto/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Investasi jenis apapun perlu memperhatikan kondisi pasarnya seiring berbagai sentimen yang bakal mempengaruhi. Tak terkecuali di pasar aset kripto, sehingga diversifikasi investasi perlu dilakukan.

Diversifikasi investasi adalah cara yang bisa dilakukan guna menekan risiko investasi. Langkah ini perlu diambil agar terhindar dari kerugian sekaligus memaksimalkan keuntungan yang bisa diperoleh.

Mengutip investopedia.com, Rabu (15/6/2022), diversifikasi merupakan strategi manajemen risiko yang mencampurkan sejumlah jenis investasi yang luas dalam satu portofolio.

Portofolio yang terdiversifikasi berisi campuran jenis aset dan sarana investasi yang berbeda dalam upaya membatasi eksposur terhadap aset atau risiko tunggal.

Alasan di balik teknik ini adalah portofolio yang dibangun dari berbagai jenis aset akan membentuk rata-rata yang menghasilkan pengembalian jangka panjang yang lebih tinggi dan menurunkan risiko kepemilikan dan keamanan individu.

Kepemilikan portofolio dapat didiversifikasi tidak hanya di seluruh kelas aset, tetapi juga di dalam kelas dengan berinvestasi di pasar luar negeri serta pasar domestik. Idenya adalah kinerja positif dari satu bidang portofolio akan lebih besar daripada yang negatif di bidang lain.

Berbicara tentang diversifikasi investasi, maka tidak akan jauh-jauh dari Teori Portofolio Markowitz. Untuk yang masih awam tentang diversifikasi investasi dan Teori Markowitz, simak selengkapnya dikutip dari Pintu Academy.

Apa Tujuan Diversifikasi Investasi?

Tujuan diversifikasi investasi yang utama membangun portofolio yang beragam, sehingga peluang meraih keuntungan juga bisa lebih besar dengan risiko yang minim pula.

Contoh Diversifikasi Investasi

Misalkan, seseorang hanya berinvestasi saham perusahaan A. Bayangkan kalau dia menaruh semua dana di perusahaan tersebut. Saat nilai sahamnya melemah, dia bakal merugi dalam jumlah besar. Berbeda jika membagi dana tersebut untuk membeli saham di perusahaan B dan C.

Lebih aman lagi jika menaruh dana pada dua atau lebih instrumen berbeda. Cari instrumen yang berbeda berdasarkan potensi return, risiko, dan likuiditasnya. Contoh, individu sudah berinvestasi obligasi dan emas yang risiko dan pengembaliannya relatif rendah, bisa membeli aset Crypto seperti Bitcoin dan Ethereum dengan nilai return yang relatif tinggi.

Bagaimana dengan Teori Portofolio Markowitz?

Pada 1952, Harry Markowitz mempublikasikan makalah Portofolio Selection di Journal of Finance. Dia merekomendasikan investor menyusun portofolio investasi secara optimal lewat diversifikasi dan pengecekan aset. Atas karya tersebut, dia meraih penghargaan Nobel bidang ekonomi pada 1990.

Pada dasarnya, risiko aset dan potensi return investasi individu tidak berpengaruh signifikan pada kinerja portofolio. Markowitz berfokus pada upaya meraih portofolio optimal dengan meninjau return yang diharapkan pada level risiko tertentu. Untuk itu, perlu dilakukan diversifikasi investasi guna menekan risiko portofolio secara keseluruhan.

Dia pun membuat suatu formula yang dapat menyesuaikan toleransi risiko dan expected return secara matematis sehingga bisa membangun portofolio yang optimal. Teori Portofolio Markowitz ini pun dikenal sebagai Modern Portfolio Theory (MPT).

Apa Itu Modern Portfolio Theory?

Penerapan MPT berlandaskan pada asumsi investor tidak mau mengambil risiko sehingga cenderung membangun portofolio risiko rendah dengan tingkat return tertentu. Mereka mau berinvestasi pada instrumen berisiko tinggi jika bisa memperoleh return lebih besar juga.

Lebih lanjut, investor perlu menetapkan level diversifikasi mana yang paling sesuai untuk mereka. Efficient frontier akan membantu proses tersebut dengan menunjukkan gambaran mengenai:

  • Investor bisa menyusun portofolio dengan return tertinggi pada tiap level risiko.
  • Investor bisa menyusun portofolio yang memberikan risiko serendah mungkin pada tiap level return.

Begini contohnya, di hadapan seseorang tersaji dua portofolio investasi, yaitu X dan Y. Portofolio X menawarkan potensi risiko 10 persen dan keuntungan 15 persen. Sementara, portofolio Y memperkirakan potensi keuntungan yang sama, sebesar 15 persen, tetapi risiko yang ditanggung lebih tinggi, yaitu 12 persen.

Mana portofolio yang akan dipilih? Kemungkinan besar, setiap orang akan menjawab X karena berisiko lebih rendah meski tingkat return serupa. Situasi demikian lebih menguntungkan tentunya.

Di sisi lain, kelebihan MPT terletak pada kemampuan melakukan identifikasi dan mencari kombinasi portofolio yang benar-benar sesuai dengan profil risiko investor.

Modern Portfolio Theory bisa jadi titik awal yang baik membangun portofolio investasi. Metode ini telah teruji waktu dan diterima oleh kalangan investor profesional sebagai metode untuk membangun portofolio investasi dana pensiun.

Teori Portofolio Markowitz dapat dijadikan titik awal menyusun portofolio investasi milikmu. Jangan ragu untuk melakukan diversifikasi investasi yang sesuai dengan profil risiko.

Selain instrumen konvensional, aset Crypto seperti Bitcoin dan Ethereum juga bisa jadi pilihan instrumen yang tepat, terutama jika sudah fokus pada investasi jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper