Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mei 2022, Total Kredit Sindikasi BCA (BBCA) Capai Rp11,81 Triliun

PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA (BBCA) mencatat kinerja kredit sindikasi melampui Rp11,81 triliun atau US$800 juta per Mei 2022.
Karyawan beraktivitas di salah satu kantor cabang BCA di Jakarta, Selasa (21/12/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di salah satu kantor cabang BCA di Jakarta, Selasa (21/12/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, YOGYAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA (BBCA) optimistis penyaluran kredit sindikasi pada tahun ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.

Per Mei 2022, BCA berpartisipasi dalam kredit sindikasi dengan total nilai lebih dari Rp11,81 triliun atau US$800 juta.

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan perseroan berkomitmen untuk mendukung pengembangan infrastruktur di Indonesia.

Selama lima bulan pertama 2022, BCA telah terlibat kredit sindikasi untuk proyek-proyek strategis nasional seperti infrastruktur jalan tol, konstruksi dan kelistrikan.

"Kami melihat prospek kredit sindikasi hingga akhir tahun akan lebih baik dari 2021 mengingat banyaknya permintaan untuk refinancing dan permintaan baru," kata Hera kepada Bisnis, Kamis (16/6/2022).

Hera menambahkan hingga saat ini ada beberapa pipeline sindikasi yang ditangani BCA di antaranya di bidang infrastruktur, properti, agribisnis dan telekomunikasi.

BCA, lanjutnya, turut berpartisipasi dalam pembiayaan proyek infrastruktur dengan mempertimbangkan faktor risk appetite, posisi likuiditas dan modal serta memilih proyek-proyek yang berpotensi memperkuat bisnis inti BCA.

Sebelumnya, berdasarkan data yang dihimpun dari Bloomberg, kredit yang disalurkan perbankan mengalami penurunan pada 6 bulan pertama 2022.

Pada semester I/2022 total nilai kesepakatan kredit sindikasi yang disalurkan perbankan tercatat sebesar US$4,683 miliar, turun 56,05 persen dibandingkan dengan kredit sindikasi pada semester I/2022 yang total nilainya mencapai US$10,65 miliar.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan perlambatan kredit sindikasi akibat terganggunya sejumlah proyek-proyek infrastruktur selama pandemi Covid-19 2021 dan awal 2022.

Selain itu, sejumlah proyek infrastruktur juga mengalami cost over run atau peristiwa dimana sebuah pekerjaan yang telah diperhitungkan mengalami tambahan biaya diluar biaya yang telah diperhitungkan sebelumnya. Hal ini membuat perbankan berhati-hati untuk terlibat dalam proyek kredit sindikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper