Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) berupaya menghadirkan beragam terobosan untuk membuat masyarakat makin nyaman dalam bertransaksi lewat aplikasi.
BNC menyampaikan dalam waktu dekat fitur Kode QR Standar Indonesia atau QRIS dapat digunakan di aplikasi neobank milik Bank Neo Commerce (BNC) oleh para pengguna.
Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan perusahaan terus memberikan pengalaman yang lebih baik kepada nasabah dalam bertransaksi. Setelah memperkenalkan produk investasi seperti pengelolaan kekayaan (reksadana dan saham), pengguna BNC akan dapat bertransaksi dengan berbagai merchant yang telah memiliki QRcode.
“Dalam waktu dekat fitur QRIS akan bisa dinikmati nasabah,” kata Tjandra kepada Bisnis, Minggu (17/7).
Tjandra belum memberi tahu kapan tepatnya fitur tersebut dapat digunakan. Saat ini fitur tersebut terus dikembangkan, sambil menunggu persetujuan dari regulator.
Lebih lanjut, kata Tjandra, dalam aplikasi neobank perseroan juga menghadirkan gamification yang interaktif dan berbagai produk finansial perbankan untuk memberikan pengalaman perbankan digital yang baru. BNC diharapkan dapat menjadi solusi yang menyenangkan dan tetap menguntungkan.
Baca Juga
Dari sisi aset, ujar Tjandra, pada Juni 2022 BNC mencatat kenaikan signifikan sampai Rp14,36 triliun dari Rp11,33 triliun pada Desember 2021. Kredit juga mengalami kenaikan sampai Rp7 triliun dari yang sebelumnya Rp4,27 triliun pada akhir 2021.
“Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp8,1 triliun pada Desember 2021 menjadi Rp11,1 triliun pada akhir semester satu tahun 2022,” kata Tjandra.
Dia menambahkan Net Interest Income (NII) atau pendapatan bunga bersih pada 6 bulan pertama 2022 sebesar Rp547 miliar (ytd Juni), meningkat tajam dibandingkan dengan periode yang sama 2021 yang hanya sejumlah Rp315 miliar.
BNC mengalami kenaikan pendapatan yang impresif yang mana pada semester pertama 2022 membukukan Rp723 miliar. Sebagai pembandingnya, pada semester pertama 2021 BNC membukukan pendapatan sebesar Rp438 miliar.
“Sedangkan di sisi kerugian, dari yang mencapai Rp160 miliar pada Januari tahun 2022 turun tajam menjadi hanya Rp90 miliar pada Mei, bahkan hanya sebesar Rp30 miliar pada Juni 2022,” kata Tjandra.