Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Pengumuman RDG, Ekonom Danamon Proyeksi BI Tahan Suku Bunga Acuan

Adapun Bank Indonesia telah menahan suku bunga acuan pada level 3,5 persen sejak rapat dewan gubernur (RDG) pada Februari 2021. Hal ini dilakukan dalam upaya menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah krisis akibat pandemi Covid-19. 
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat konferensi pers penutupan Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Nusa Dua, Bali pada Sabtu (16/7/2022)/Antara
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat konferensi pers penutupan Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Nusa Dua, Bali pada Sabtu (16/7/2022)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan suku bunga acuan terbaru setelah rapat dewan gubernur (RDG) pada Kamis, 21 Juli 2022. 

Analis Makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan BI pada RDG bulan ini masih akan mempertimbangkan untuk menahan suku bunga acuan pada tingkat 3,5 persen.

Menurutnya, keputusan tersebut akan mempertimbangkan nilai tukar rupiah yang masih cukup terkendali meski cenderung terdepresiasi.

“Kami lihat masih akan di hold di 3,5 persen. Pertimbangannya memang pergerakan rupiah sejauh ini masih manageable meski trennya depresiasi,” katanya kepada Bisnis, Rabu (20/7/2022).

Di samping itu, Faiz mengatakan tingkat inflasi inti yang masih terjaga pada tingkat yang rendah juga akan menjadi pertimbangan BI untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan.

“BI akan tunggu hingga inflasi inti menyentuh 3 persen,” tuturnya.

Dia menambahkan, bulan depan juga tidak ada pertemuan FOMC, sehingga memberikan ruang bagi BI untuk mengkaji lebih lanjut terkait dampak kenaikan Fed Funds Rate (FFR) terhadap nilai tukar rupiah.

Pada kesempatan berbeda, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan BI akan mulai menaikkan suku bunga acuan pada RDG bulan ini.

“Kita prediksi ada kemungkinan BI7DRR [BI-7 Days Reverse Repo Rate] naik 25 basis poin ke 3,75 persen di RDG Juli ini,” kata dia.

Hal ini dikarenakan laju inflasi domestik yang diperkirakan akan melanjutkan peningkatan yang tinggi pada Juli 2022.

Di samping itu, nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan terus mengalami tekanan, sejalan dengan langkah the Fed yang diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga pada pertemuan FOMC bulan ini.

Adapun BI telah menahan suku bunga acuan pada level 3,5 persen sejak Februari 2021. Hal ini dilakukan dalam upaya menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah krisis akibat pandemi Covid-19. 

Sementara itu, saat ini beberapa negara di dunia tengah mengalami inflasi tinggi akibat krisis energi hingga pangan. Hal tersebut membuat sejumlah bank sentral mengambil kebijakan menaikan suku bunga acuan untuk menjaga tingkat inflasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper