Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) atau Bank Jatim membukukan laba bersih senilai Rp815 miliar di kuartal II/2022.
Laba bersih emiten bersandi saham BJTM itu tumbuh 1,49 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari sebelumnya mencapai Rp803 miliar. Laba tersebut ditopang dari pendapatan bunga yang tumbuh 5,17 persen yoy dari Rp3,18 triliun menjadi Rp3,35 triliun.
Sementara itu, beban bunga Bank Jatim menyusut 1,74 persen yoy menjadi Rp971 miliar, dari semula Rp988 miliar. Alhasil, pendapatan bunga bersih perseroan juga tumbuh 8,28 persen yoy dari Rp2,19 triliun menjadi Rp2,38 triliun. Saat yang sama, aset yang dimiliki perseroan juga tumbuh 14,08 persen yoy dari Rp95,48 triliun menjadi Rp108,92 triliun.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menjelaskan pencapaian tersebut didukung oleh pertumbuhan seperti dana pihak ketiga (DPK) perseroan yang mengalami pertumbuhan sebesar 16,41 persen yoy dari Rp81,52 triliun menjadi 94,90 triliun.
“Pertumbuhan DPK yang signifikan tersebut menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat kepada Bank Jatim terus meningkat. Ini tentu menjadi tugas kami untuk mengoptimalkan kinerja yang baik untuk ke depannya,” kata Busrul di Jakarta, Senin (25/7/2022).
Secara rinci, giro Bank Jatim tumbuh 22,18 persen yoy dari Rp22,96 triliun menjadi Rp28,05 triliun. Sementara itu, tabungan perseroan juga mengalami pertumbuhan sebesar 3,85 persen yoy dari Rp22,2 triliun menjadi Rp23,06 triliun.
Adapun, deposito yang dimiliki Bank Jatim juga mengalami kenaikan menjadi Rp43,78 triliun. Itu tumbuh 20,44 persen yoy dari Rp36,36 triliun.
Selanjutnya dari sisi pembiayaan, Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan kredit yang tumbuh 2,21 persen yoy atau sebesar Rp43,54 triliun.
Sementara itu, komposisi rasio keuangan Bank Jatim periode Juni 2022 antara lain return on equity (ROE) sebesar 17,58 persen, net interest margin (NIM) sebesar 4,92 persen, dan return on asset (ROA) 2,05 persen.
“Di semester kedua di tahun ini, Bank Jatim terus berupaya untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan, termasuk upaya-upaya sumber pendapatan tidak hanya dari segi pembiayaan tapi juga dari fee based income,” terangnya.