Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan kredit modal kerja menyentuh double digit selama periode April – Juni 2022. Peningkatan tersebut lantas membuat laju kredit perbankan nasional tumbuh signifikan secara tahunan.
Berdasarkan laporan analisis uang beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), kredit modal kerja per Juni 2022 mencapai Rp2.822,4 triliun atau tumbuh 12,6 persen year-on-year (yoy). Pertumbuhan double digit ini juga terjadi pada April dan Mei yang masing-masing mencatatkan kenaikan sebesar 11,5 persen dan 10,9 persen yoy.
Pada Juni 2022, peningkatan kredit modal kerja terjadi pada sektor industri pengolahan, serta sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan. Sektor industri pengolahan selama periode ini tumbuh 14,7 persen yoy dengan jumlah kredit mencapai Rp731 triliun.
Bank sentral dalam laporannya menyebutkan kenaikan itu terjadi seiring peningkatan kredit pada subsektor industri minyak goreng dari kelapa sawit mentah di Sumatera Utara dan Riau.
Sementara itu, kredit modal kerja di sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan bertumbuh sebesar 17,9 persen yoy atau senilai Rp344,8 triliun. Peningkatan itu juga lebih tinggi dibandingkan Mei 2022 yang tumbuh 13,6 persen.
Sampai dengan Juni 2022, bank sentral mencatat penyaluran kredit perbankan mencapai Rp6.156,2 triliun atau tumbuh 10,3 persen secara tahunan. Pertumbuhan kredit juga terjadi baik pada golongan debitur korporasi maupun perorangan. Kredit korporasi tercatat tumbuh menjadi 12,5 persen yoy, sementara kredit perorangan tumbuh 9,4 persen yoy.
Baca Juga
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa dari sisi permintaan, pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut. Hal itu tercermin dari perbaikan penjualan terutama di sektor perdagangan dan industri.
“Perbaikan kinerja tersebut meningkatkan kemampuan membayar dan belanja modal korporasi, serta meningkatkan permintaan pendanaan dari korporasi,” ujarnya pekan lalu.
Adapun, dari sisi sisi penawaran, standar penyaluran kredit perbankan tetap longgar, terutama di sektor industri, perdagangan dan pertanian seiring dengan membaiknya persepsi risiko kredit.
Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) Daniel Budirahayu menambahkan tingginya permintaan kredit ditopang oleh meningkatnya kebutuhan modal kerja seiring dengan meningkatnya harga bahan baku.
“Oleh karena itu, Bank Indonesia menahan kenaikan suku bunga agar momentum ini tidak terganggu,” ujar Daniel kepada Bisnis, Senin (25/7/2022)
Daniel menyatakan bahwa proyeksi pertumbuhan kredit sebesar 9 – 11 persen yang dibidik oleh bank sentral hingga akhir 2022 dapat dicapai oleh industri perbankan. Mengingat capaian kredit nasional sampai saat ini menunjukkan geliat yang menjanjikan.