Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRI (BBRI) Proyeksi Popularitas Transaksi Lewat Kartu ATM akan Turun

Kendati masih tumbuh hingga Juni 2022, BRI (BBRI) memperkirakan dalam lima tahun ke depan pertumbuhan transaksi melalui kartu ATM akan melambat.
Ilustrasi nasabah menggunakan kartu debit di mesin ATM. /Freepik
Ilustrasi nasabah menggunakan kartu debit di mesin ATM. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatat jumlah transaksi dan volume transaksi kartu ATM atau kartu debit mengalami peningkatan hingga akhir Juni 2022.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyampaikan hingga akhir Juni 2022, tercatat nilai transaksi dengan kartu debit tumbuh 19 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dengan volume transaksi tumbuh 16,5 persen yoy.

Adapun, saat ini tercatat jumlah kartu ATM/Debit BRI yang beredar mencapai 90 juta kartu, atau tumbuh 16,7 persen yoy.

Bank berkode saham BBRI itu juga memproyeksikan transaksi kartu ATM/debit akan mengalami peningkatan hingga akhir tahun ini.

“Namun, pertumbuhan secara tahunan [year-on-year/yoy] tidak sebesar sebelumnya mengingat BRI menggencarkan transaksi nasabah menggunakan aplikasi BRImo,” kata Aestika kepada Bisnis, Selasa (26/7/2022).

Lebih lanjut, Aestika menyampaikan transaksi kartu ATM/debit diproyeksikan dalam 5 tahun ke depan pertumbuhannya tidak setinggi tahun tahun sebelumnya.

“Hal itu mengingat mayoritas fitur transaksi menggunakan kartu sudah dapat terakomodir di dalam aplikasi BRImo dan behavior transaksi nasabah akan mengalami perubahan dari yang semula menggunakan kartu menuju ke cardless,” ujarnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) dalam laporan Statistik Sistem Pembayaran dan Infrastruktur Pasar Keuangan Indonesia (SPIP) mencatat transaksi menggunakan kartu ATM dan debit mengalami penurunan per Mei 2022.

Data tersebut menunjukkan volume transaksi kartu ATM dan debit menyusut 6,4 persen secara yoy dari 626,92 juta menjadi 586,71 juta per Mei 2022. Sementara itu, nilai transaksi juga turun 9,7 persen yoy dari semula Rp669,96 triliun menjadi Rp605,27 triliun.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai transaksi ATM dan kartu debit mulai tergantikan oleh transaksi digital, baik melalui e-wallet maupun QRIS yang penggunaannya meningkat secara signifikan.

Selain itu, Huda menyampaikan perbankan juga semakin mengembangkan layanan QRIS untuk menjadi salah satu metode pembayaran yang ditawarkan ke nasabah. Dia menjelaskan hal ini membuktikan bahwa transaksi ATM dan debit semakin tergerus.

Adapun, Huda melihat hingga akhir tahun dan 5 tahun mendatang, transaksi ATM dan kartu debit akan semakin sedikit, seiring dengan pola konsumsi masyarakat yang sudah berubah.

“Hanya segelintir orang yang masih menggunakan layanan ATM untuk transaksi keuangan perbankan dan sebagian besar akan berpindah ke mobile banking, online banking, dan dompet digital,” ucap Huda kepada Bisnis, Selasa (26/7/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper