Bisnis.com, JAKARTA - Industri asuransi Tanah Air perlu bergerak lebih jauh dalam minimal ketersediaan modal.
Head of IFG Progress Reza Siregar menilai penguatan modal asuransi di Indonesia diperlukan ke depan mengingat pentingnya peran asuransi sebagai mitigator risiko di tengah meningkatnya risiko stagflasi.
"Peran asuransi menjadi sangat penting sebagai risk mitigator dalam menghadapi kondisi risiko yang meloncat karena Covid maupun pelemahan sektor ekonomi," ujar Reza dalam Webinar Financial: Menghadapi Perlambatan Ekonomi dan Inflasi, Selasa (26/7/2022).
Oleh karena itu, menurutnya, untuk memperkuat mitigasi risiko asuransi, permodalan memegang peranan kunci. Kinerja asuransi terbukti sangat dipengaruhi oleh besarnya kapital atau modal.
Reza mengungkapkan bahwa berdasarkan studi yang dilakukan IFG Progress, perusahaan asuransi yang bermodal besar dapat menunjukkan kinerja yang baik sepanjang pandemi Covid-19.
"Tapi perusahaan asuransi yang kapitalnya di bawah Rp10 triliun, Rp5 triliun, itu babak belur waktu Covid," katanya.
Reza juga menekankan peran penting industri asuransi dalam memitigasi risiko di sektor perbankan, khususnya melalui asuransi kredit. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya angka klaim asuransi kredit ketika loan at risk di perbankan mengalami kenaikan.
"Analisa IFG Progress kalau melihat data OJK, 70 persen lebih dari loan at risk merupakan loan yang diasuransikan. Jadi bank beli asuransi untuk mitigasi risiko di loan dia," kata Reza.
Dengan strategi perbankan ini, maka asuransi jadi penopang yang penting untuk mitigasi risiko. "Kalau asuransi kita tidak kuat, sulit saya melihat translasi dari kemungkinan-kemungkinan yang ada di perbankan dapat kita mitigasi," imbuhnya.