Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan entitas anak mencatatkan total kredit BCA naik 13,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp675,4 triliun di semester I/2022.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan total kredit di kuartal II/2022 meningkat Rp38,2 triliun dibandingkan kuartal sebelumnya, menjadi rekor pertumbuhan kredit tertinggi secara kuartalan (QoQ).
Jahja menjelaskan pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen, terutama ditopang oleh kredit korporasi yang naik 19,1 persen yoy mencapai Rp310,2 triliun di Juni 2022.
Adapun, kredit komersial dan UKM menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi kedua, naik 10,9 persen yoy mencapai Rp197,5 triliun. Sementara itu, KPR tumbuh 8,5 persen yoy menjadi Rp101,6 triliun.
“KKB naik 4,8 persen yoy menjadi Rp43,2 triliun, setelah rebound dari tekanan di masa pandemi. Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 10,7 persen yoy menjadi Rp12,7 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 7,6 persen yoy menjadi Rp160,5 triliun,” kata Jahja dalam konferensi pers paparan kinerja secara daring, Rabu (27/7/2022).
Lebih lanjut, pertumbuhan kredit BCA juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman, sejalan dengan portofolio kredit yang direstrukturisasi berangsur kembali ke pembayaran normal.
Baca Juga
Dari sisi rasio loan at risk (LAR) turun ke 12,3 persen di semester I/2022, dibandingkan 19,1 persen di tahun sebelumnya. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) terjaga sebesar 2,2 persen yang didukung relaksasi restrukturisasi.
Adapun di sisi pendanaan, dana murah atau current account saving account (CASA) naik 17,3 persen yoy mencapai Rp817,8 triliun per Juni 2022, berkontribusi hingga 81 persen dari total dana pihak ketiga.
“Pertumbuhan CASA menjadi penopang utama pencapaian dana pihak ketiga, untuk pertama kali, menyentuh milestone Rp1.000 triliun,” ungkapnya.
Hingga Juni 2022, total dana pihak ketiga BCA tumbuh 12,9 persen yoy menjadi Rp1.011 triliun. Sementara itu, total aset BCA naik 11,9 persen yoy menjadi Rp1.264,5 triliun.