Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom LPPI Proyeksi Pembiayaan Sindikasi Moncer hingga Akhir 2022

Tren positif pembiayaan sindikasi oleh perbankan dan lembaga keuangan diproyeksikan terus berlanjut hingga akhir 2022.
Ilustrasi kinerja bank/Freepik
Ilustrasi kinerja bank/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Tren positif pembiayaan sindikasi oleh perbankan dan lembaga keuangan diproyeksikan terus berlanjut hingga akhir 2022. Ekonom menilai masih ada sejumlah sektor yang berpotensi untuk dibiayai.

Menjelang akhir kuartal III/2022, pembiayaan sindikasi oleh perbankan dan lembaga keuangan masih cukup stabil bahkan berpotensi melampaui pencapaian pada periode yang sama 2021.

Hingga pekan kedua September tahun ini, pembiayaan sindikasi perbankan dan lembaga keuangan telah mencapai US$16,61 miliar. Adapun realisasi pembiayaan sindikasi pada September 2021 tercatat sebesar US$17,13 miliar.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin memproyeksikan realisasi pembiayaan secara sindikasi tetap moncer pada tahun ini. Skema sindikasi juga dinilai menjadi pilihan tepat bagi perbankan di tengah kondisi saat ini.

“Pembiyaan sindikasi akan membuat bank berbagi risiko. Hal tersebut menjadi langkah bijaksana bagi bank untuk memberikan pembiayaan di tengah situasi saat ini,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Senin (12/9/2022).

Amin mengatakan bahwa sejumlah sektor yang secara umum menarik untuk dibiayai melalui mekanisme sindikasi, antara lain infrastruktur, manufaktur, dan energi. Selain itu, dia juga menilai pembiayaan sindikasi terkait dengan ekspor cukup menarik.

Sejauh ini, beberapa sektor yang masih menarik didanai oleh pembiayaan sindikasi adalah pertambangan, perkebunan dan telekomunikasi. Proyek infrastruktur seperti Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara juga berpotensi untuk dibiayai.

Dari kalangan perbankan, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) optimistis kredit sindikasi masih akan tumbuh di tengah gejolak politik global dan inflasi dalam negeri.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan sampai dengan Juli 2022, total kredit sindikasi yang telah disalurkan perseroan mencapai Rp13,2 triliun. Sektor energi, agribisnis, industri pengolahan, dan pertambangan mendominasi pembiayaan tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper