Bisnis.com, JAKARTA - Penggunaan e-wallet sebagai opsi pembayaran semakin diterima di masyarakat. Hal ini terlihat dari 97 persen pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mulai menggunakan e-wallet sebagai opsi pembayaran selain uang tunai.
Berdasarkan survei ‘Indonesia Mobile Payment Review 2022 oleh LinkAja dan DealStreetAsia, 97 persen UMKM yang menjalankan usahanya secara offline mengaku sudah pernah menggunakan setidaknya satu jasa e-wallet dan lebih dari setengah offline merchant - tepatnya sebesar 56 persen dari pengguna e-wallet baru mulai menggunakan e-wallet untuk pertama kalinya dalam masa pandemi.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan terhadap 1.000 responden berusia 18 tahun ke atas yang memiliki usaha UMKM di seluruh Indonesia selama dua minggu pada Maret 2022 . Metode survei yang digunakan meliputi wawancara langsung dan tinjauan literatur.
Dalam hal peningkatan adopsi pembayaran seluler di antara rata-rata orang Indonesia, 76 persen responden setuju bahwa memiliki e-wallet sebagai sarana untuk memproses transaksi perannya semakin penting bagi para pelaku bisnis UMKM.
Temuan riset lainnya memperlihatkan bahwa meskipun uang tunai masih menjadi metode pembayaran utama, namun
pembayaran secara digital kian menjadi alternatif pembayaran yang paling populer, dimana e-wallet menjadi alternatif pembayaran di luar cash yang paling populer di kalangan UMKM.
Baca Juga
Hal ini terlihat dari 23 persen jumlah responden yang mengatakan bahwa mereka melayani transaksi digital melalui e-wallet dari pelanggan mereka setiap hari, yang mana porsi pembayaran melalui transfer bank sebesar 9 persen sedangkan porsi pembayaran melalui kartu debit dan tunai sebesar 5 persen.
Pengeluaran dana melalui e-wallet beragam, dalam survei tersebut terdapat 27 persen responden mengaku pengeluaran nya lewat e-wallet sebesar Rp100.000 - Rp200.000 per minggu.
Kemudian, 23 persen responden menghabiskan Rp200.000 - Rp500.000 per minggu. Ada pula 21 persen responden yang pengeluarannya lewat e-wallet kurang dari Rp100.000 per minggu.
Persentase responden yang pengeluarannya lewat e-wallet berkisar antara Rp500.000 hingga Rp1 juta sebesar 13 persen. Sementara, responden yang pengeluarannya melalui e-wallet lebih dari Rp1 juta tak sampai 10 persen. Adapun, 1 persen responden menyatakan tidak pernah menggunakan e-wallet untuk pengeluaran pribadi.