Bisnis.com, JAKARTA - Platform penyedia bayar tunda (paylater) Kredivo besutan PT FinAccel Finance Indonesia mengakui upaya perlindungan data pribadi konsumen semakin menantang, seiring munculnya serangan siber dengan modus pengelabuan alias phising.
VP Marketing and Communications FinAccel Indina Andamari mengungkap pihaknya pun pernah mencicip pengalaman pahit terkait kasus phising terhadap para penggunanya pada medio awal tahun ini. Oleh karenanya, modus-modus pelaku phising pun terus menjadi sorotan.
"Setelah kami investigasi, memang data-datanya konsumen dipakai pelaku, karena konsumen itu sendiri kecolongan memberikan KTP atau kode OTP. Karena selama ini Kredivo belum ada riwayat data breach, sehingga kasus berasal dari data yang ketarik [dari konsumen sendiri]. Jadi yang terus kami lakukan sekarang, terutama memonitor modus-modus baru pelaku itu seperti apa," ujarnya ketika ditemui, Selasa (20/9/2022).
Sebagai gambaran, dari para pengguna Kredivo yang menjadi korban phising ketika itu, mayoritas mengungkap bahwa kontak dengan pelaku berawal dari telepon atau surel. Di mana pelaku mengatasnamakan Kredivo, dan berdalih ingin memberikan promo, bonus, atau hadiah.
Setelah mengikuti keinginan pelaku, tak lama kemudian yang didapat para korban justru tagihan paylater membengkak atas pembelian barang dari salah satu platform dagang-el. Fasilitas limit kredit korban pun terpotong.
Berkaca dari pengalaman ini, Indina mengungkap pihaknya pun semakin sadar bahwa edukasi dan sosialisasi terkait modus-modus phising kepada para konsumen harus lebih kuat. Terlebih, apabila ada modus baru yang pihaknya temui.
Baca Juga
"Edukasi kepada pengguna harus lebih kuat, karena sekarang itu caranya makin sophisticated. Bahkan, terbaru ada pelaku yang niat bikin iklan di Facebook memakai logonya Kredivo. Ini berpotensi menipu para pengguna, karena mereka pikir iklan itu promo-promo official dari kami," tambahnya.
Oleh sebab itu, Kredivo senantiasa menggandeng pihak sosial media bersangkutan untuk memblokir segala iklan palsu yang mengatasnamakan Kredivo. Kontak WhatsApp dari para pelaku yang mengaku sebagai layanan konsumen Kredivo pun terus diberantas.
Ke depan, Indina menegaskan pihaknya akan menerima segala keluhan pengguna yang dirugikan atas pencurian data pribadi berkaitan Kredivo, serta mendukung pengguna yang telah menjadi korban untuk menempuh jalur hukum.
"Terakhir, kami juga memperketat keamanan platform Kredivo, di mana yang terbaru satu akun Kredivo hanya bisa dibuka di satu gawai saja. Sehingga andai ada pelaku yang berhasil mengambil data pengguna sekali pun, selanjutnya akan kesusahan untuk masuk dari gawai berbeda," tutupnya.